Sunday, November 30, 2008

Gaza: Kewajiban Ukhuwah







Jalur Gaza atau sering disebut dengan Gaza adalah nama wilayah yang terletak di Timur Tengah, tepatnya di Palestina, sebelah barat daya Palestina ’48 (wilayah Palestina sebelum perang tahun 1948). Sebelah selatan berbatasan dengan Mesir, sebelah barat, timur dan utara berbatasan dengan wilayah Palestina ’48.

Gaza merupakan wilayah yang bentuknya memanjang dan sempit. Panjang wilayahnya 45 km, lebar 5,7 km di beberapa bagian dan 12 km di bagian yang lain yaitu berbatasan dengan Mesir. Sehingga jika dijumlah, luas Jalur Gaza adalah 365 km persegi.

Bagi Kaum muslimin, Gaza merupakan negeri yang bersejarah, negeri perjuangan dan negeri syuhada’, karena banyaknya rakyat Gaza yang syahid di jalan Allah, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibunuh tentara Zionis Iarael.

Gaza akan selalu diingat dan dikenang khususnya bagi mereka yang mencintai keluarga Rasulullah saw, bagi mereka yang menjadi pengikut mazhab Imam Syafi’i, bagi mereka yang berjuang dan melanjutkan perjuangan Imam Hasan Al Banna dengan gerakannya yang terkenal, Al Ikhwan Al Muslimin.

Datuk Rasulullah saw, Muhammad bin Abdillah, wafat dan dikubur di Gaza. Datuk Rasulullah saw namanya adalah Hasyim bin Abdu Manaf. Beliau adalah orang tua dari kakek Rasulullah saw, Abdul Muththalib yang terkenal dengan sebutan Syaibah karena ada segumpal rambut putih di kepalanya.

Imam Syafi’i, murid Imam Malik, pendiri mazhab Syafi’i, lahir pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di Gaza, hari kelahiran Imam Syafi’i bertepatan dengan hari wafatnya Imam Abu Hanifah di Baghdad dan wafatnya Imam Ibnu Juraij Al Makky, seorang alim besar di kota Makkah, dikenal dengan Imam Ahli Hijaz.

Imam Syafi’i, nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin Ubaid bin Abu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushaiy. Silsilah dari jalur ibunya, Fathimah binti Abdullah bin Al Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (paman Nabi saw).

Bagi umat Islam yang mengikuti mazhab imam Syafi’i seharusnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Gaza, kota kelahiran Iman Syafi’i, yang saat ini penduduknya sedang disiksa secara masal oleh Zionis Israel dengan cara blokade.

Akibat blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Gaza, maka kebutuhan pokok berupa makanan, susu untuk bayi, obat-obatan dan BBM (Bahan Bakar Minyak) tidak dapat masuk Gaza.

Berbagai obat-obatan yang dibutuhkan rakyat sudah menipis dan sebagian sudah habis. Jenis obat yang habis tersebut diperkirakan berjumlah 160 jenis. Sekitar 90 alat kedokteran sudah tidak dapat dipakai lagi karena tidak ada suku cadang yang dapat digunakan untuk memperbaikinya

Apabila “kejahatan kemanusiaan” ini dibiarkan terus, tanpa ada yang mau dan mampu mencegahnya, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusian di abad modern.

Gaza adalah tempat yang pernah dikunjungi oleh Mursyid ‘Am Al Ikhwan Al Muslimin, Imam Hasan Al Banna, didampingi Ustadz. Abdah Qasim, Sa’duddin Al Walili dan Syekh Muhammad Farghali, Jum’at, 1948.

Imam Hasan Al Banna datang langsung ke kota Gaza, Palestina ditengah kesibukannya dalam berdakwah, untuk memberikan semangat kepada pasukan Al Ikhwan Al Muslimin yang berjihad di Palestina dan memberikan dukungan serta bantuan nyata kepada rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajah.

Ketika berada di kantor cabang Ikhwan, di kota Gaza Hasyim, Palestina, Imam Hasan Al Banna menulis kalimat singkat dibuku tamu yang tersedia. Kalimat tersebut tertulis dengan jelas: Hari ini, aku mengunjungi Kantor Cabang Ikhwan di kota Gaza Hasyim. Aku mempertanyakan asal-usul nama ini, Gaza Hasyim. Seseorang berkata kepadaku bahwa Hasyim adalah kakek Rasulullah saw yang kuburannya terdapat di kota Gaza.

Sekarang di Gaza, Palestina, negeri tempat dikuburnya datuk Rasulullah saw, Hasyim bin Abdu Manaf, tempat lahirnya Imam Syafi’i, tempat yang pernah dikunjungi Imam Hasan Al Banna, penduduknya sedang menderita, gelap gulita setiap hari karena pasokan BBM untuk listrik dihentikan Zionis Israel, anak-anak hidupnya tercekam, ketakutan, kebutuhan pokok makin menipis, makanan sulit didapat, penderitaan tersebut akibat blokade yang dilakukan penjajah Zionis Israel.

Disamping itu, dengan adanya tembok pemisah yang tingginya 8 m dan dalamnya 6 m dari permukaan tanah, tembok pemisah dikenal dengan nama “tembok rasialis” atau “tembok apharteid”, praktis penjajah Zionis Israel telah memenjarakan dan mengurung penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 juta orang di kawasan yang luasnya 365 km persegi.

Sungguh sangat menyedihkan, sangat memilukan, betapa tidak? Umat Islam yang berjumlah sekitar 1,3 milyar tidak mampu menghentikan kebiadaban dan kezaliman yang dilakukan penjajah Zionis Israel di Gaza, Palestina.

Kezaliman yang dilakukan penjajah zionis Israel sampai kini masih terus berlanjut, bahkan mereka juga melakukan politik adu domba, politik devide et impera diantara rakyat Palestina.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿١٠﴾

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS:Al Hujuraat: 49 :10).

Apakah kita membiarkan saja rakyat Palestina ditindas, dijajah, dizalimi Zionis Israel? Lantas dimana ukhuwah kita? Dimana solidaritas kita? Dimana keimanan kita?

Rasulullah saw pernah bersabda:

Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas ra).

Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong hamba selama dia menolong saudaranya. (HR. Muslim).

Sekarang, marilah kita buat sejarah yang baik, sejarah yang akan bermanfaat untuk kita dan anak cucu dikemudian hari, sejarah yang dapat menghibur dan menyenangkan hati saudara-saudara kita di Gaza khususnya dan Palestina umumnya.

Caranya? Bantu mereka dengan doa! Dengan dana! Dengan tulisan dan lisan! Tunjukkan rasa empati dan peduli terhadap perjuangannya! Jangan membeli makanan dan minuman serta produk lainnya yang keuntungannya diberikan untuk Zionis Israel.

Jika tidak mau membantu, jangan buat mereka sakit hati dengan prilaku borju, hedonis, materialis yang dipertontonkan secara vulgar tanpa ada perasaan malu.

H. Ferry Nur S.S
tajuk asli: MENGENAI GAZA
Eramuslim

Friday, November 28, 2008

Jalan Cinta Hasan wa Husein: Beberapa Hadits Mengenai Ahlulbait Nabi (as)

Jalan Cinta Hasan wa Husein: Beberapa Hadits Mengenai Ahlulbait Nabi (as)

1.) "Perumpamaan ahli bait-ku, seperti perahu Nabi Nuh. Barang siapa yang berada di atasnya ia akan selamat, dan yang meninggalkannya akan tenggelam." (H.R. Thabrani)

2.) "Aku meninggalkan kalian yang apabila kalian pegang teguh tidak akan tersesat. Kitab Allah, dan keturunanku."(H.R. Tirmidzi)

3.) "Umatku yang pertama kali aku beri pertolongan (Syafa'at) kelak di hari Kiamat, adalah yang mencintai Ahli bait-ku."(H.R. al-Dailami)

4.) "Didiklah anak-anak kalian atas tiga hal. Mencintai Nabi kalian. Mencintai Ahli bait- ku. Membaca al-Qur'an.(Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardaweih, dan at-Thabrani dalam kitab tafsir-nya)

5 Ketika turun ayat: "Katakanlah wahai Muhammad, Aku tidak meminta balasan apapun dari kalian kecuali mencintai kerabat." Kemudian Ibnu Abbas ra bertanya pada Rasulullah: Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan kerabat yang wajib kami cintai? Rasulullah SAW menjawab: Ali, Fatimah, dan anak keturunannya.

Demikian sebagian dalil-dalil dari Hadits Rasulullah SAW yang secara jelas menyatakan keutamaan Ahlu Bait. Bagaimana tidak, di dalam jasad mereka mengalir darah yang bersambung kepada makhluk yang paling utama, kekasih Allah, Rasulullah SAW.

Untuk lebih jelasnya lagi, saya persilahkan anda untuk membaca sendiri kitabnya al- Imam as- Suyuthi yang berjudul Ihya' al-Mayt fi Fadlo'il Ahli al-Bait, yg memuat 60 Hadits tentang keutamaan Ahlu Bait.

6.)Dari Yazid bin Hayan, katanya: "Saya berangkat bersama Hushain bin Sabrah dan Umar bin Muslim ke tempat Zaid bin Arqam r.a. Ketika kita sudah duduk-duduk di dekatnya, lalu Hushain berkata padanya: "Hai Zaid, engkau telah memperolehi kebaikan yang banyak sekali. Engkau dapat kesempatan melihat Rasulullah s.a.w., mendengarkan Hadisnya, berperang besertanya dan juga bersembahyang di belakangnya. Sungguh- sungguh engkau telah memperolehi kebaikan yang banyak sekali. Cubalah beritahukan kepada kita apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. Zaid lalu berkata: "Hai anak saudaraku, demi Allah, sungguh usiaku ini telah tua dan janji kematianku hampir tiba, juga saya sudah lupa akan sebahagian apa yang telah pernah saya ingat dari Rasulullah s.a.w. Maka dari itu, apa yang saya beritahukan kepadamu semua, maka terimalah itu, sedang apa yang tidak saya beritahukan, hendaklah engkau semua jangan memaksa-maksakan padaku untuk saya terangkan." Selanjutnya ia berkata: "Rasulullah s.a.w. pernah berdiri berkhutbah di suatu tempat berair yang disebut Khum, terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau s.a.w. lalu bertahmid kepada Allah serta memujiNya, lalu menasihati dan memberikan peringatan, kemudian bersabda:
"Amma Ba'du, ingatlah wahai sekalian manusia, hanyasanya saya ini adalah seorang manusia, hampir sekali saya didatangi oleh utusan Tuhanku - yakni malaikatul-maut, kemudian saya harus mengabulkan kehendakNya - yakni diwafatkan. Saya meninggalkan untukmu semua dua benda berat - agung - iaitu pertama Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah amalkanlah - dengan berpedoman kepada Kitabullah itu dan peganglah ia erat-erat." Jadi Rasulullah s.a.w. memerintahkan untuk berpegang teguh serta mencintai benar-benar kepada kitabullah itu.
Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Dan juga ahli baitku. Saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku, sekali lagi saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku."
Hushain lalu berkata kepada Zaid: "Siapakah ahli baitnya itu, hai Zaid. Bukankah isteri- isterinya itu termasuk dari golongan ahli baitnya?" Zaid menjawab: "Ahli baitnya Rasulullah s.a.w. ialah Ahli keluarga keturunan - Ali, Alu Aqil, Alu Ja'far dan Alu Abbas." Hushain mengatakan: "Semua orang dari golongan mereka ini diharamkan menerima sedekah." Zaid berkata: "Ya, benar." (Riwayat Muslim)



Mumbai bermandi darah

28 Nov 2008 11:38AM

MUMBAI: Para penyerang bersenjata telah melancarkan beberapa siri serangan di bandar komersial India malam kelmarin, menyebabkan sekurang-kurangnya 100 orang terkorban dan lebih 300 orang cedera.

Sehingga akhbar ini dicetak, lebih 100 pelancong di Hotel Trident Oberoi masih ditawan oleh anggota militan. Bagaimanapun, para tebusan di Hotel Taj Mahal telah berjaya dibebaskan.

Lapan lagi lokasi turut diserang kumpulan militan yang mengenalkan diri mereka sebagai Deccan Mujahideen.

Ini termasuk sebuah stesen kereta api, sebuah hospital dan sebuah restoran popular.

Seorang rabai dan keluarganya pula ditawan di Bangunan Nariman, yang menempatkan Persekutuan Yahudi India.

Polis India berkata mereka telah menembak mati empat lelaki bersenjata dan menahan sembilan suspek.

Menurut mereka 81 orang awam, enam rakyat asing, dan 14 pegawai polis, termasuk ketua skuad anti- pengganas di Mumbai, Hemant Karkare, turut terbunuh dalam serangan semalam.

Seorang anggota militan di Hotel Trident Oberoi menghubungi saluran televisyen India dan berkata para tebusan hanya akan dibebaskan apabila semua 'mujahidin' atau 'pejuang Islam' yang kini ditahan di penjara India dibebaskan.

'Bebaskan semua mujahidin dan jangan ganggu penganut Islam di India,' kata lelaki yang mengenalkan dirinya sebagai Sahadullah.

Beberapa penggubal dasar dari Eropah termasuk antara pengunjung yang berada di Hotel Taj Mahal apabila penyerang bersenjata menyerbu sejurus tengah malam kelmarin.

'Saya berada di lobi dan tiba-tiba terdengar bunyi tembakan bertubi- tubi,' kata Sajjad Karim, yang menyertai delegasi yang sedang mengadakan lawatan ke Mumbai menjelang sidang puncak Kesatuan Eropah-India.

Menurutnya, seorang penyerang bersenjata tiba-tiba muncul di depan mereka.

'Dan dia mula melepaskan tembakan ke arah kami... Saya cepat-cepat lari di arah bertentangan,' katanya.

Menurut saksi, beberapa lelaki bersenjatakan raifal AK-47 telah menyerbu stesen kereta api Chhatrapati Shivaji dan melepaskan tembakan secara rambang.

'Mereka pakai T-shirt hitam dan jeans biru. Mereka bawa senjata besar. Mereka lepaskan tembakan secara rambang, kemudian melarikan diri. Dalam masa beberapa saat, ramai orang rebah,' kata seorang saksi, Nasim Inam.

Penyerang bersenjata juga melepaskan tembakan di Cafe Leopold, restoran popular di kalangan pelancong asing dan di ibu pejabat polis di selatan Mumbai. Hospital Cama dan Albless serta Hospital G.T turut menjadi sasaran kumpulan itu.

Perdana Menteri India, Manmohan Singh, semalam berkata, 'Serangan yang dirancang rapi, mungkin dengan bantuan luar, bertujuan mencetus huru-hara dengan memilih sasaran berprofil tinggi.'

Stesen televisyen Times Now, yang menukil pegawai perisikan berkata kumpulan bersenjata itu mungkin datang dari Pakistan.

Tentera laut India telah menahan sebuah kapal berdaftar di Vietnam yang disyaki menurunkan pengganas ke dalam bot laju di Laut Arab sebelum menyerang Mumbai, lapor stesen televisyen IBN.

Sehubungan itu, Abdullah Ghaznavi, seorang jurucakap Lashkar-i-Tayyiba, kumpulan militan yang memerangi askar India di Kashmir, menafikan mereka terlibat.

Amerika Syarikat semalam mengutuk serangan itu. Bakal presidennya, Barack Obama, berikrar bekerjasama dengan India untuk 'menghapuskan rangkaian pengganas'. / AFP, AP, Reuters











Wednesday, November 26, 2008

Akhirnya Arrahmah.com Kembali Lagi







Setelah lebih dari satu minggu kami menutup situs arrahmah.com, kini kami
hadir kembali ke tengah-tengah pembaca untuk terus menyuarakan kebenaran
(Insya Allah). Kini kami hadir dengan tampilan baru yang pastinya lebih baik
dari sebelumnya. Semoga dengan tampilan baru ini, kami akan lebih memberikan
sesuatu yang terbaik dan bermanfaat untuk pembaca sekalian.

Sejak menampilkan foto sang syahid (Insya Allah) Imam Samudra Rahimahullah,
situs arrahmah.com kebanjiran pengunjung, hingga server kami tidak mampu
menampungnya, dan situs arrahmah.com terpaksa kami tutup sementara.

Kami sempat online lagi pada Senin 17 November lalu, namun ternyata jumlah
kunjungan ke website ini terus meningkat, bahkan jauh lebih banyak dibanding
hari ketika kami pertama kali menampilkan foto As Syahid (insya Allah). Itu
yang membuat situs kami drop kembali. Ini adalah alasan satu-satunya kami
menutup sementara arrahmah.com. Bukan karena adanya tekanan atau ancaman
dari pihak manapun.

Insya Allah, kru arrahmah.com tidak akan pernah takut dengan ancaman atau
tekanan yang datang dari pihak manapun yang ingin menghancurkan media-media
Islam penyuara kebenaran. Selama kami masih berada di jalur yang benar dan
Insya Allah, Allah meridhoi langkah kami, kami tidak akan takut dengan
apapun juga.

Semoga kami bisa terus istiqomah dan terus berada di jalan yang lurus dan
selalu mendapatkan perlindungan dari Allah. Amien...


Tim Arrahmah.Com

Monday, November 24, 2008

Terorisme (Al Irhaab) Trend Abad ke-21


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

"Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir (Nasrani, Yahudi, Musyrik, Orang-orang murtad, dll) rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak meurunkan keterangan tentang itu.” (Q.S Ali Imran, 3: 151)

Dalam ayat ini. Allah SWT secara jelas menginformasikan kepada kita bahwa Dia akan menteror dan akan memasukkan teror ke dalam hati orang-orang kafir yaitu non muslim karena kesyirikan yang mereka lakukan, menyekutukan Allah dengan yang lain. Bentuk syirik (mengadakan tandingan dengan Allah) bisa berupa voting (memilih) hukum buatan manusia, berhukum pada konstitusi kufur (non Islam), mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak laki-laki, berhukum pada PBB dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa orang-orang non muslim akan hidup dalam ketakutan dan teror karena mereka menyekutukan Allah dengan Tuhan-tuhan yang palsu yang tidak akan dapat memberikan manfaat kepada mereka atau dapat menolak bahaya dari mereka. Mereka menyembah hawa nafsu mereka sendiri, hukum di negaranya, berhala, orang-orang alimnya, pendeta-pendeta, dan lain-lain. Karena ini adalah kejahatan yang besar maka Allah bersumpah untuk menteror mereka.

Lebih lanjut, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu mengantarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ; sedang Allah mengetahui.” (Q.S Al Anfaal,8:60).

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menteror (turhibun) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kita, dengan menyiapkan perlengkapan seperti artileri, kekuatan dan senjata yang dapat kita persiapkan. Dalam ayat itu, Allah secara langsung memerintahkan kepada kita untuk menggunakan terorisme dalam melawan para aggressor dan musuh-musuh Allah, segala puji hanya bagi-Nya.

Aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin melawan musuh-musuh Allah di berbagai tempat seperti di New York, Wahshington, Bali, Turki, Riyaad, dan Madrid, sesungguhnya aksi-aksi tersebut adalah aksi Terorisme (Al-Irhaab) dan orang yang melakukan penyerangan tersebut adalah seorang teroris. Sebagaimana aksi penyerangan yang dilakukan oleh AS, UK (Ingggris) dan kekuatan koalisinya di berbagai tempat seperti Afghanistan, Palestina, Chechnya, Iraq, Khasmir, dan lain-lain.
Sesungguhnya itu adalah aksi terorisme terhadap wanita, anak-anak dan orang-orang yang sudah tua. Keduanya merupakan aksi terorisme yang digunakan untuk mempropagandakan ideologi dan memasukkannya ke negara lain di dunia, lalu siapa pelaku kriminal yang sebenarnya?

Ada dua tipe terorisme, satu tipe dipuji Allah SWT dan satunya dicela dan layak mendapat hukuman yang berat di kehidupan ini dan akhirat kelak. Penyerangan bentuknya juga ada dua, yaitu satu bentuknya pro kehidupan dan satunya melawan kehidupan. Adapun penyerangan yang dilakukan oleh AS dan Inggris di Afghanistan dan di Iraq adalah bentuk penyerangan yang melawan kehidupan karena mereka menyerang wanita-wanita muda, anak-anak dan orang-orang tua. Bentuk terorisme yang digunakan AS, Inggris dan sekutu-sekutunya sesungguhnya merupakan bentuk agresi, kejahatan, penyimpangan dan kedzoliman yang layak mendapatkan hukuman yang berat dan mendapat penghinaan dari Allah karena bentuk terorisme yang mereka lakukan secara langsung telah menteror ummat dalam hal kesucian kehidupan mereka, kekayaan dan tanah milik mereka (yaitu muslim). Adapun terorisme yang digunakan oleh Mujahidin adalah terorisme yang terpuji, mulia dan bentuk terorisme yang diberkahi Allah karena terorisme tersebut melawan orang-orang yang tidak memiliki kesucian atas kehidupan mereka, orang yang mendukung agresor (penjajah) dan penguasa yang dzolim serta orang-orang yang menyebarkan kemungkaran dan kejahatan di muka bumi. Terlebih lagi terorisme tersebut dalam rangka menjalankan perintah Allah, Dzat yang telah memerintahkan orang-orang beriman untuk menteror musuh-musuh-Nya.

Aksi-aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin dalam rangka melawan orang-orang yang mendukung Thagut, menyembah dan mematuhinya, juga digunakan untuk melawan orang-orang yang tidak memiliki perjanjian keamanan dengannya. Islam tidak membenarkan adanya penghianatan yaitu hidup di tengah-tengah orang dimana kamu memiliki perjanjian keamanan lalu membunuhnya dan mengambil hartanya seperti orang-orang yang memiliki kewarganegaraan atau perjanjian dengan rezim dimana mereka hidup dalam suatu negara seperti AS, Inggris, Spanyol, Italia, dan lain-lain (karena berbeda halnya dengan hidup di bawah penguasa muslim yang murtad di negeri muslim). Secara lengkap dilarang melaksanakan aksi penyerangan melawan orang (yang mereka memiliki perjanjian dengannya), secara fakta itu adalah dosa besar dan dianggap sebagai bentuk penghianatan dalam Islam.

Definisi terorisme menurut orang-orang kafir adalah tidak relevan (tidak berhubungan) dan tidak signifikan bagi orang muslim. Ini disebabkan karena kita hanya merujuk pada Islam sebagai maraji’ (referensi) yaitu poin rujukan dan furqon (kriteria pembeda antara yang hak dan yang bathil). Dalam kasus definisi mereka terorisme juga diaplikasikan kepada mereka sendiri sebagaimana mereka telah mensistem untuk melakukan aksi penyerangan melawan orang-orang yang tidak berdosa untuk membenarkan politik mereka sendiri.

Ummat muslim seharusnya tidak boleh takut untuk dikatakan sebagai teroris, fundamentalis, dan ekstrimis. Pertama itu merupakan bagian propaganda orang-orang kafir melawan Islam dan kaum muslimin, juga digunakan melawan Rasulullah Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, mereka adalah orang-orang yang dilabeli sebagai teroris, ekstrimis, ahli magic, pembohong dan ahli sihir! Kedua, karena itu adalah hal yang benar, kita adalah teroris sebagaimana Allah telah memerintahkan kapada kita untuk menggunakan terorisme. Kita juga adalah orang fundamentalis karena kami merujuk pada fundamental (dasar-dasar fondasi) dari Islam seperti Tauhid dan sebagai seorang yang ekstrimis karena sejak awal kita sangat ekstrim melawan pornografi, alkohol, klub-klub malam, kedzoliman, kekejaman, penyimpangan, kejahatan, dan lain-lain, yaitu hukum buatan manusia.

Ummat muslim seharusnya sadar bahwa oang-orang kafir akan selalu bermain-main dengan terminologi perang dalam rangka untuk membungkam orang-orang beriman dan menjadikan kita tampak sebagai agresor. Bagaimanapun, ini tidak akan berpengaruh kepada Mujahidin (orang-orang yang mencintai Allah lebih daripada siapapun dan tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun) karena mereka sadar bahwa kita ini berada dalam perang antara Islam dan kekufuran, kebenaran akan selalu berada diantara golongan minoritas. Allah SWT berfirman :

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Q.S Al Anaam,6:116).

Kecintaan dan ketakutan mereka hanya pada Allah, Allah melarang mereka untuk takut kepad orang-orang kafir dan propagandanya. Mereka tetap teguh dalam masa yang krisis dan sulit ini, selalu memohon kepada Allah untuk mendukung dan memberikan kemenangan padanya (bukan pada PBB atau anggota parlemen). Mereka mengetahui Tuhan yang mereka sembah (nama-nama dan sifat-sifat-Nya) dan memahami kebenaran dari makna Laa Ilaaha Illallah, meninggalkan hawa nafsu, Tuhan-tuhan palsu, adat, tradisi, dan lain-lain lalu beriman kepada Allah semata.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Islam datang sebagai sesuatu yang ‘asing’ dan akan kembali menjadii sesuatu yang ‘asing’. Surga bagi orang-orang yang ‘asing’. Beliau SAW ditanya :”Ya Rasulullah, siapakah Al Ghouroba’ itu (orang-orang yang ‘asing’ itu)? Beliau menjawab : orang-orang yang meninggalkan (suku, adat, tradisi, dan lain-lain dari kaumnya)”.

Oleh karena itu, dalam masa krisis ini, sangat penting untuk bersama dengan golongan minoritas dan orang-orang yang terlihat sebagai oprang-orang yang ‘asing’ atau aneh. Semoga Allah mengembalikan kekhalifahan (negara Islam) sesegera mungkin kepada kita dan yang terakhir memberikan pemahaman kepada kita yang benar akan Tauhid, nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

AlMuhajirun

Monday, November 17, 2008

Habib Riziq Shihab: Amrozi c.s. Min Ahlil Khair

Eramuslim:17 November 2008
Polemik tentang meninggalnya Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas menyedot perhatian umat Islam. Walau ketiganya meninggal setelah dieksekusi regu tembak, penilaian berbeda muncul dari beberapa tokoh Islam.

Majelis Ulama Indonesia, misalnya. MUI menilai bahwa kematian Amrozi c.s. bukan tergolong mati syahid. Sementara Pimpinan Ansharut Tauhid yang juga mantan Ketua Umum MMI, Abu Bakar Ba’asir menilai lain. Menurutnya, Amrozi c.s. mati syahid. Karena mereka meninggal dalam rangka melawan musuh Islam.

Perbedaan pandangan itu mungkin wajar jika dilihat dari sudut pandang perjuangan yang dilakukan Amrozi c.s.

Menurut Habib Riziq Shihab, baik MUI maupun Abu Bakar Ba’asir sama-sama benar. “Dari kacamata lokal, MUI benar bahwa Amrozi c.s. tidak mati syahid. Karena Indonesia bukan medan perang. Tapi, dari kacamata global, Ustadz Abu Bakar Ba’asir lebih benar bahwa Amrozi c.s. mati syahid. Karena, seluruh dunia Islam sedang diserang Thagut AS dan sekutunya,” jelas Habi Riziq.

Namun menurutnya, kacamata MUI kecil. Sedangkan, kacamata Ustadz Ba’asir besar. “Yang pasti, Amrozi c.s. mati dalam keadaan baik. Enam tahun dipenjara hanya shalat, puasa, baca Alquran, dan lain-lain. Saat dieksekusi pun, Amrozi c.s. menatap itu dengan mata terbuka dan pekikan takbir,” tambahnya.

Dalam kasus Bom Bali 2002, sebagian besar tokoh Islam memang sepakat bahwa itu sebuah kesalahan. Tapi, menurut Habib Riziq, hal itu tidak bisa dijadikan penilaian terhadap kematian Amrozi c.s.

“Andaikata Bom Bali 2002 dianggap salah, itu adalah masa lalu. Karena itu, jangan menilai dengan masa lalu. Nilailah saat ini,” jelas Ketua Front Pembela Islam ini.

Ia menjelaskan, di masa Rasulullah pernah ada kasus perempuan penzina yang dirajam. Ketika itu, seorang sahabat mencercanya. Rasulullah saw. pun meluruskan dan mengabarkan bahwa kebaikan perempuan tersebut, dengan taubatnya, mampu mengampuni dosa penduduk satu kota Madinah.

“Jadi, nilai saat ini. Jangan nilai masa lalu. Saksikanlah bahwa Amrozi c.s. adalah orang baik. Isyhaduu annahum min ahlil khoir! Takbiiir. Sholluu ‘alan Nabi!” ucap Habib bersemangat. (mnh)

eramuslim

Saturday, November 15, 2008

Video Rakaman Kebesaran Ilahi, Tiga Burung Berlegar Di Udara


Arruhul Jadid dari Acheh menulis:

“Alhmdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah. Kemusykilan saya mengenai kesohihan berita ‘lawatan’ 3 ekor burung saat tiba jenazah Amrozi dan Ali Ghufron akhirnya terjawab. Jam 01.25 pagi tadi, TRANS TV, Indonesia menyiarkan rakaman 3 ekor burung berlegar di udara diatas ribuan umat Islam yang menyambut ketibaan jenazah mereka. Mungkinkah makhluk Allah ini hadir untuk menyambut roh-roh mereka ? wallahua’lam”.

Untuk tonton rakaman kejadian tersebut lihat video di bawah.

Terpulang pada pembaca untuk membuat penilaian. Tetapi sebagai muslim, haruslah kita berlaku adil dan berbaik sangka.


Kalam Nadi
Sumber:sabahdaily

Tuesday, November 11, 2008

Ulasan yang Lebih Adil untuk Trio Syuhada - Mereka Juga Manusia


BAGI trio pengebom berani mati tragedi Bom Bali I, Amrozi, Ali Ghufron dan Imam Samudra, digelar teroris oleh media massa tempatan dan antarabangsa, atau oleh siapapun juga, tidak membuat mereka marah atau kecil hati. Mereka yakin, apa yang mereka lakukan adalah jihad. Sehingga mereka pun yakin Allah akan memberi mereka gelar mujahid.

Bahkan, mereka sama sekali tidak merasa keberatan dengan apapun yang ditempuh pemerintah di dalam menjalankan hukuman mati atas diri mereka. Ditembak mati dengan bedil, dipancung, dialiri listrik, atau cara lainnya, bagi mereka sama saja. Semuanya menuju mati syahid. Bagaimana kita memposisikan Amrozi, Ali Ghufron dan Imam Samudra : Mujahid atau Teroris?

Yang jelas, mereka juga manusia. Sebagai manusia, mereka termasuk yang mempunyai ketaatan kepada ajaran agamanya, mempunyai keseriusan di dalam mendalami ajaran agamanya, mempunyai keberpihakan kepada umat Islam.

Kalau akhirnya ada yang menilai mereka mengalami kesilapan di dalam memaknai dan mempraktikkan jihad, itu urusan mereka dengan Allah. Bagi yang sepaham dengan ‘ijtihad’ mereka, maka Amrozi, Ali Ghufron dan Imam Samudra adalah Mujahid. Sebaliknya, bagi yang tidak sepaham, ketiganya digelar Teroris.



Yang jelas, mereka juga manusia. Sebagai manusia, mereka termasuk yang mempunyai ketaatan kepada ajaran agamanya, mempunyai keseriusan di dalam mendalami ajaran agamanya, mempunyai keberpihakan kepada umat Islam.

Kalau akhirnya ada yang menilai mereka mengalami kesilapan di dalam memaknai dan mempraktikkan jihad, itu urusan mereka dengan Allah. Bagi yang sepaham dengan ‘ijtihad’ mereka, maka Amrozi, Ali Ghufron dan Imam Samudra adalah Mujahid. Sebaliknya, bagi yang tidak sepaham, ketiganya digelar Teroris.

Alumni Afghan
Dua dari trio pengebom mati Bali I adalah bekas pejuang Afghan. Ali Ghufron alias Mukhlas adalah pejuang Afghan peringkat kedua (masuk pada akhir 1987), satu angkatan dengan Abu Rushdan dan Mustapha alias Pranata Yudha. Sedangkan Imam Samudra angkatan kesembilan (masuk pada tahun 1991), seangkatan dengan Ali Imran (adik Ali Ghufran alias Mukhlas, yang juga terlibat siri Bom Bali I namun tidak hukuman mati).

Rombongan pertama dari Indonesia yang berjihad ke Afghan terjadi sekitar akhir 1984 hingga awal 1985, antara lain diikuti oleh Sa’ad alias Ahmad Roihan, yang juga terlibat dalam kes Bom Bali I, bahkan beberapa siri peledakan sebelumnya. Abu Dujana menutup rombongan warga Indonesia berlatih askar untuk berjihad di Afghan. Abu Dujana sebagaimana Ahmad Roihan juga sudah ditangkap.


Tidak! Meski mereka tahu CIA berada di belakang ‘projek’ Afghan, tekad dan semangat jihad mereka membebaskan Muslim Afghan dari penjajahan rezim komunis Soviet, dapat mengalahkan realiti itu.

Sebagai superpower AS seharusnya mampu mengirimkan sejumlah pasukannya untuk mengusir komunisme Soviet dari Afghanistan. Namun masa itu AS belum pulih dari trauma akibat mengalami kekalahan siginfikan pada perang Vietnam yang berlangsung sejak 1961 hingga 30 April 1975. AS kehilangan lebih dari 58.000 prajuritnya dan menghabiskan lebih dari 15 milion dollar AS.

Presiden

AS terpilih, Kennedy, pada tahun 1961 mengirimkan 400 tentara ke Vietnam. Tahun berikutnya, Kennedy menambah pasukannya di Vietnam menjadi 11.000 tentara. Di tahun 1968, AS mengirimkan 500 ribu pasukannya ke Vietnam, belum termasuk berbagai pasukan dari Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Filipina dan Thailand yang berjumlah 90.000 orang.

Perang Afghan sendiri berlangsung awal 1980-an hingga awal 1990-an. AS tidak mau mengorbankan prajuritnya sebagaimana terjadi di Vietnam. Maka, pilihan jatuh kepada pemuda Islam di pelosok dunia yang terkenal dengan semangat jihadnya, termasuk dari Indonesia. Osama bin Laden menjadi figure yang sangat penting, di samping tokoh-tokoh lainnya, di dalam merekrut pemuda-pemuda Islam yang mau berjihad ke Afghan.

Membangkitkan Harimau


Sejak 1990 hingga 1995, pejuang Afghan berasal Indonesia berangsur-angsur pulang ke tanah air. Sebagian melanjutkan jihadnya ke Moro (Philipina), menghidupkan Kamp Hudaibiyah hingga akhir 1990-an.

Di Afghan, sebelum berjihad mereka melengkapi diri di Kamp Latihan dengan berbagai bentuk, seperti menggunakan senjata, kursus mengenali berbagai jenis bahan kimia dan meracik bahan peledak (bom), kursus menggunakan tank tempur, latihan tempur pada berbagai medan perang. Namun ketika kembali ke tanah air, keterampilan itu sama sekali tidak digunakan untuk melakukan aksi teror. Karena, mereka sama sekali tidak bercita-cita menjadi teroris, apalagi di negerinya sendiri.

Akan tetapi sejak tragedi 25 Desember 1998, ketika umat Islam sedang menjalankan shaum Ramadhan, dan umat Kristiani masih dalam suasana krismas yang seharusnya damai penuh kasih.

Tiba-tiba kedamaian itu dirobek-robek oleh pemuda kristian yang dalam keadaan mabuk memasuki Mesjid kemudian membunuh Ridwan.

Inilah unsure-unsur pengalak jihad peringkat pertama.

Sekitar tiga pekan kemudian, 19 Januari 1999 pecah lagi tergedi Ambon, yang dirasmikan dengan aksi keganasan yang dilakukan pemuda Kristen terhadap dua pemuda Muslim.

Konflik berlanjut secara meluas dan berdarah-darah. Hingga puncaknya terjadi pada 24 Desember 1999 hingga 7 Januari 2000, yang dinamakan tregedi Tobelo-Galela, dengan korban terbanyak dari kalangan Muslim. Ada yang menyebutkan jumlah korban mencapai 3000 jiwa, dan 2800 di antaranya Muslim.

Menurut versi Gus Dur, korbannya hanya lima orang. Sedangkan menuruut versi Max Tamela, Pangdam Pattimura kala itu, korban yang diakuinya berjumlah 771 jiwa, majoriti Muslim.

Disebaliknya diketahui, pada tragedi pembantaian di Tobelo-Galela ini, ada keterlibatan Sinode GMIH (Gereja Masehi Injil di Halmahera), yang merancang penghijrahan umat Kristen ke Tobelo berjumlah sekitar 30.000 orang. Pemindahan dilakukan secara bertahap sejak pertengahan November hingga awal Desember 1999. Bahkan, pada Jumat 24 Desember 1999 dengan alasan pengamanan gereja, diangkut ratusan warga kristen dari Desa Leloto, Desa Paso dan Desa Tobe ke Tobelo. Mereka datang menaiki truk dengan berbagai senjata perang seperti kain ikat kepala berwarna merah, tombak, parang dan panah.

Mei 2000, pecah lagi tregidi Poso ketiga. Ratusan warga pondok Walisongo, diserang oleh Tibo dan kawan-kawan. Disebalik kejadian itu diketahui, ada keterlibatan Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) yang berpusat di Tentena. Juga, sejumlah tokoh (16 orang), sebagaimana disebutkan Tibo sebelum dihukum mati.

Peristiwa-peristiwa itu ibarat membangkitkan harimau yang sedang istirahat. Maka meledaklah aksi keganasan yang pertama kali dilakukan para bekas pejuang Afghan, yaitu peledakan Bom di Kediaman Kedubes Philipina. Aksi peledakan itu terjadi pada tanggal 01 Augst 2000. Alasannya, para pelaku pemboman menduga Philipina secara rasmi turut mengirimkan senjata ke Ambon (Maluku) yang kala itu sedang konflik, dan tentu saja menguntungkan salah satu pihak iaitu kumpulan merah (kristen).

Kemudian, pada malam krismas 24 Desember 2000, terjadi ledakan di sejumlah gereja di berbagai kota di Indonesia, seperti di depan Gereja Katedral (Jakarta Pusat), Gereja Santo Yosef, dan halte bus sekolah katolik Marsudi Rini di Jalan Matraman Raya (Jakarta Timur), Gereja Koinonia (di Jatinegara, Jakarta Timur), juga gereja dan sekolah Kanisius, Jalan Menteng Raya (Jakarta Pusat). Pengeboman juga terjadi di dekat gereja di Medan, Sumatera Utara, Mojokerto Jawa Timur, Mataram NTB dan Pekanbaru dan Batam Riau, serta Bekasi. Alasannya jelas, merupakan peringatan keras kepada kalangan Kristen terutama tokoh rohaniwan, yang sejumlah petinggi gerejanya justru menjadi aktor intelektual tragedi pembantaian Muslim di Ambon (Maluku) dan Poso.

Februari 2001 terjadi lagi pengusiran dan pembantaian terhadap warga Madura di Sampit, yang dilakukan oleh Dayak Kristen dan animis. Tragedi Pemenggalan kepala warga Madura oleh suku Dayak dilakukan secara demonstratif di siang hari dan di depan kamera TV tempatan dan antarabangsa yang sedang meliput. Dua bulan kemudian, April 2001, pecah lagi tregidi Poso ke-empat.

Meski tidak ada kaitannya dengan tragedi Sampit, Ambon dan Poso, yang jelas pada 11 September 2001, terjadi tragedi WTC 911 di negerinya Bush. Tudingan teroris yang dilekatkan kepada Islam, mulai disosialisasikan Bush. Kekhawatiran Bush terhadap aksi terorisme yang dilekatkan kepada Islam, ibarat senjata makan tuan. Perang melawan terorisme pun dicanangkan, karena AS (CIA) yang paling tahu kualiti mujahid alumni Afghan. Ibarat sang guru yang tahu betul kualiti murid-muridnya.

Setahun kemudian, 12 Oktober 2002, barulah meledak tragedi Bom Bali I yang menewaskan 202 korban jiwa dan 350 orang lainnya mengalami luka-luka berat dan ringan. Secara keseluruhan, korban tewas pada tregidi Ambon, Poso dan Sampit, terutama dari pihak Islam, jumlahnya puluhan bahkan ratusan kali jauh lebih besar dibandingkan dengan korban tewas pada kasus Bom Bali I dan II.

Kurang setahun dari kasus Bom Bali I, terjadi peledakan di depan lobi Hotel JW Marriott, tanggal 5 ogos 2003 sekitar pukul 12.40 wib, menyebabkan 10 orang mati dan 152 cedera. Setahun kemudian, terjadi Bom Kuningan (9 September 2004), di depan Kedubes Australia jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Setahun kemudian, terjadi Bom Bali II (01 Oktober 2005). Sekitar sebulan kemudian, Doktor Azhari yang selama ini menjadi hantu teroris berjaya ditembak mati, di kawasan Batu, Malang, pada 09 November 2005.

Objektif dan Adil
Pasca tertembaknya Azahari, pelaku pengebom betul-betul terhenti, sampai ketika ini. Namun, potensi teror tetap ada, bila merujuk pada adanya penangkapan di Palembang (01 Juli 2008) dan Kelapa Gading (21 Oktober 2008), yang menjadikan sasaran peledakannya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Meski Azahari sudah ditembak mati, dan tiga ratusan anggota jaringan teroris sudah ditangkap, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Abu Dujana, para pengamat pun menyatakan ketuanya tentang potensi Jama’ah Islamiyah tinggal sepuluh persen saja namun potensi teror dinyatakan tetap ada, bahkan pihak kepala tentra Indonesia yang baru menyebutkan terorisme kini ada di mana-mana. Dengan alasan, Noordin M Top yang selama ini dituduh melakukan penrekrut terorist, masih belum tertangkap. Artinya, meski Amrozi cs ditembak mati sekalipun, potensi teror masih tetap tinggi.

Lantas, bagaimana menterjemahkan potensi teror sebagaimana terjadi selama ini? Semua pihak terutama pemerintah harus bersikap objektif dan berlaku adil lihat akar masalahnya. Ini respinya. Akar masalahnya, pertama, ada pembantaian yang dilakukan umat Kristiani terhadap umat Islam baik di Ambon (Maluku) maupun di Poso. Ini bukan konflik biasa. Fakta ini diabaikan, bahkan dipaksakan menjadi konflik biasa, yang dimulai dari adanya pertikaian antara kedua belah pihak. Padahal, faktanya tidaklah demikian.

Yang terjadi sesungguhnya adalah ummat non Muslim (Kristen-Katholik) sebagai pihak yang memulai pertikaian ini, yang diyakini ada keterlibatan gereja serta tokoh-tokoh masyarakat Kristen-Katholik di sana sebagai perancang aksi (aktor intelektual). Mereka memulai penyerangan dan pembunuhan, sedangkan ummat Islam hanya melakukan mempertahankan diri dan membalas, sekaligus dalam rangka mempertahankan diri. Bantuan yang datang dari luar titik konflik, karena ummat Islam menyadari posisi kerajaan baik pusat maupun daerah memberi tumpuan berat sebelah, sama sekali tidak melindungi masyarakat muslimnya.

Akar masalah kedua, sikap tidak iklas kalangan Kristen-Katholik (dan kemudian Hindu). Sikap berpura-pura ini terjadi terutama di daerah-daerah tertentu yang majoriti penduduknya non-Muslim. Pengusiran hingga pembantaian (muslim cleansing) terjadi di beberapa daerah-daerah ini. Sedangkan di daerah-daerah yang majoriti penduduknya Muslim, umat Kristen-Katholik dan Hindu tidak pernah ada pengusiran apalagi pembantaian. Dari daerah-daerah ini pula ancaman dan gertakan memisahkan diri dari NKRI sering dikumandangkan. Ini menunjukkan bahwa non-Muslim (kecuali umat Budha) secara konsisten menebar benih dan memang tidak loyal kepada NKRI.

Seharusnya, pemerintah mendorong tokoh Kristen-Katholik berjiwa besar, dengan mengakui kekeliruan sebagian ummatnya maupun tokoh gereja, yang secara sengaja menjadi aktor intelektual dalam pembunuhan umamt Islam. Permintaan maaf tersebut dilakukan secara terbuka, sehingga terbaca oleh alumni Afghan, insya Allah hal tersebut dapat menyejukkan hati mereka.

Selain itu, aparat juga harus berlaku adil. Dalam menangani kasus Poso yang berkepanjangan, misalnya, untuk operasi pemulihan keamanan yang targetnya pelaku teror dan pembantaian dari pihak Kristen, aparat menggunakan sandi Operasi Cinta Damai. Sedangkan bila hal yang sama ditujukan kepada komunitas Islam, aparat menggunakan sebutan Operasi Raid yang bermakna serbu atau basmi, hal ini mengingatkan kita pada racun pembasmi nyamuk. Ini jelas tidak adil dan sangat provokatif. Setidaknya menimbulkan kegeraman.

Saya yakin mereka tidak bercita-cita jadi teroris. Mereka manusia biasa saja. Namun bila ratusan (atau ribuan) saudara seagamanya dibantai oleh saudara lainnya yang berbeda agama, jelas dan pasti mereka tentu tidak mungkin berpangku tangan. Ke Afghan yang jauh saja mereka siap bersabung nyawa. Apalagi hanya ke Ambon dan Poso. Demikian halnya soal keberanian dalam jihad, saya pastikan bahwa ummat Islam Indonesia memiliki sangat banyak pemuda muslim yang jauh lebih berani dan pintar dari Azahari atau Amrozi cs, apalagi kalau hanya sekedar meletakkan sebuah atau beberapa rangkaian bom di tempat-tempat yang tidak beresiko. Masalahnya, ummat Islam yang potensinya lebih baik tersebut masih diberi kesadaran dan akal sehat, dan yang lebih penting lagi adalah apakah pihak pemerintah punya kepentingan politik untuk menyelesaikan atau tidak?


Jakarta, 7 Nopember 2008



Oleh Umar Abduh
Mantan Napol Woyla



Sumber:

http://swaramuslim.net/



Disusun semula:

Mankip

Sumber kedua
www.terjah.com

Monday, November 10, 2008

Ibu!,Lahirkanlah Seribu Amrozi


IBU,Rahim keramatmu kalau bisa lahirkan seribu Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudra.

“Saya mahu ia berlaku dengan segera (hukuman tembak).“Saya mahu menemui bidadari.”--Mukhlas.

"Tiada Setetes Darah pun Yang Gratis"-Amrozi
.


انّا للہ و انّا الیہ راجعون
Allahuma ajirna fi mushibati wakhlufli khairon minha

Devali

Saturday, November 8, 2008

Patutkah umat Islam gembira dengan kemenangan Obama?


Oleh HTM
Khamis, 06 November 2008 20:10

WASHINGTON 5 Nov. – Sejarah Amerika tercipta hari ini apabila Barack Obama, memenangi pilihan raya Presiden Amerika Syarikat (AS), sebagai Presiden kulit hitam pertama di Amerika dalam tempoh 232 tahun sejak negara itu mencapai kemerdekaan dari kuasa Eropah. Obama, 47, yang mewakili Parti Demokrat mengetepikan pencabar kuat daripada Parti Republikan, John McCain dengan membolot 349 undi melepasi undi minimum sebanyak 270 bagi melayakkan seseorang calon untuk diisytihar menang bagi menduduki rumah berpuaka White House.

Bukan sahaja di Amerika, malah seluruh dunia, termasuk dunia Islam nampaknya bergembira dengan kemenangan Obama. Kemenangan calon kulit hitam pertama ini seperti telah memberi satu harapan baru kepada dunia sehingga pemimpin dunia Islam pun menaruh harapan yang tinggi kepada anak keturunan Kenya ini, seolah-olah seorang ‘pengaman’ dunia telah muncul. Mungkin juga kerana kebencian ramai orang kepada Bush dengan segala kemusnahan dan kekejaman yang telah dilakukannya, ini menyebabkan masyarakat dunia, termasuk umat Islam menaruh harapan yang tinggi kepada bakal presiden Amerika yang ke-44 ini.

Kita perlu ingat bahawa Obama bukanlah berkeseorangan atau berdiri sendiri dan dia bukannya ‘superman’ yang boleh merubah dunia. Amerika adalah sebuah negara yang dipimpin oleh segolongan orang-orang kuffar dengan segala hukum-hakam kufur diterapkan di dalamnya. Justeru, kita perlu ingat bahawa Barack Obama hanyalah seorang ‘ketua’ kepada semua golongan kuffar tersebut, yang mana berapa ramai di antaranya (golongan kuffar tersebut) yang bencikan agama Islam dan umat Islam.

Kita juga perlu ingat bahawa Amerika adalah negara kepala, pendokong dan pengembang Ideologi kufur Kapitalis dan Obama hanyalah sebahagian darinya. Sebagai sebuah negara Kapitalis yang hidup atas dasar manfaat, Obama yang juga seorang yang berakidahkan Kapitalis tidak akan berkuasa untuk merubah keadaan ini, malah dia tentunya hanya akan menjadi penerus kepada Ideologi kufur ini. Kita semua tahu bahawa tabiat penganut Kapitalis yang hidup hanya untuk mencapai sebanyak mungkin kemewahan dunia, mereka tidak akan berhenti berfikir bagaimana untuk menguasai dunia dengan segala sumber-sumbernya. Dan kita semua tahu bahawa kebanyakan sumber kekayaan dunia berada di negara umat Islam. Justeru, apakah kita mengharapkan bakal presiden Amerika ini hanya akan berdiam diri melihat kekayaan yang melimpah ruah yang ada di dunia Islam, walhal dia boleh menguasai semuanya? Malah dia akan dapat menguasai semuanya dengan begitu mudah kerana pemimpin-pemimpin umat Islam yang ada pada hari ini adalah para pengkhianat yang telah pun menyerahkan kekayaan negara dan nyawa umat Islam kepada golongan kuffar penjajah selama ini.

Presiden Amerika, sebagaimana Perdana Menteri Malaysia juga, ia datang dan pergi. Namun sistemnya tetap sama selama mana ideologi yang dianutnya adalah sama. Sebagai Muslim, kita hendaklah tidak menilai seseorang itu dengan warna kulit luarnya, tetapi kita mesti menilai apa yang ada di dalam pemikirannya yang dizahirkan melalui lisannya dan perbuatnnya. Kita mungkin merasakan atau mengharap bahawa yang warga Amerika yang berkulit hitam lebih baik dari yang berkulit putih, kerana telah sekian lama mereka yang berkulit hitam ditindas oleh mereka yang berkulit putih. Namun, warna kulit hakikatnya tidak mencerminkan apa-apa. Akidah dan pemikiranlah yang menjadi ukuran.

Apa yang jelas setakat ini adalah, bakal Presiden kulit hitam ini telah pun mengisytiharkan ‘kesudiannya’ untuk memperluaskan perang di Afghanistan, yang bermaksud memerangi umat Islam, saudara kita yang berada di Afghanistan. Dia juga secara terang-terangan menyokong kekejaman pencerobohan Israel ke atas Palestin. Dengan kata lain, segala malapetaka yang dibawa oleh pemimpin kuffar penganut Ideologi Kapitalis ke atas umat Islam sebelum ini nampaknya disokong dan bakal diteruskan oleh Obama.

Walaupun misi Obama ingin membawa keamanan kepada dunia, kita mesti ingat bahawa George W Bush laknatullah dulupun menyatakan perkara yang sama, sehinggalah ke saat-saat akhir kekuasaannya kini, Bush masih mengatakan bahawa dia ingin membawa keamanan kepada dunia. Dan kita semua jelas, bahawa ‘keamanan’ yang dimaksudkan oleh Bush adalah dengan membunuh dan memerangi semua umat Islam yang tidak menyokongnya. Hanya dengan pembunuhan ke atas golongan umat Islam yang ingin menerapkan Islam yang dilabelnya sebagai teroris, barulah dunia akan mengecapi keamanan, inilah tafsiran ‘keamanan’ bagi Bush. Bagaimana pula bagi Obama?

Memanglah tidak salah untuk kita meletakkan harapan kepada bakal ketua polis dunia ini, namun sebagai Muslim, apakah kita patut bergembira dengan kemenangan pengganti Bush ini? Apakah yang perlu kita gembirakan dengan kemenangan Obama ini seolah-olah dunia akan dinaungi rahmat kerana kemenangannya? Bukankah dunia hanya akan berada di bawah rahmat jika orang Islam yang memerintah dunia dengan hukum-hukum Allah? Justeru, apakah Obama yang akan meneruskan Ideologi Kapitalis dan melaksanakan hukum-hukum kufurnya ke atas dunia patut kita berasa gembira di atas kemenangannya?

Sesungguhnya kemenangan Obama tidak akan merubah landskap politik dunia. Dunia tetap tidak akan aman dan tidak akan berada di bawah naungan rahmat dan berkat dari Allah. Hanya dengan kepimpinan dunia berada di bawah tangan seorang Khalifah yang berakidahkan Islam dan dengan penerapan hukum Allah secara kaffah, maka barulah keamanan yang sebenar akan tercapai.

Perubahan sebenar yang sepatutnya diharapkan (dan diusahakan) oleh umat Islam adalah perubahan sistem dunia kepada sistem Islam (sistem Khilafah), bukannya sistem Kapitalis. Perubahan sebenar yang sepatutnya diharapkan (dan diusahakan) oleh umat Islam adalah dengan tertegaknya Daulah Khilafah, yang akan menerapkan hukum-hukam dari tujuh petala langit. Sesungguhnya dunia tidak akan berubah hanya dengan terlantiknya seorang kafir yang akan memerintah dengan hukum-hukum kufur, tetapi dunia akan berubah apabila dibaiatnya seorang Khalifah atas Kitabullah dan Sunah RasulNya.
Hiz

Thursday, November 6, 2008

Hukuman mati tiga pengebom Bali: Keluarga diarah bersedia


[DIKEMAS KINI] TENGGULUN: Keluarga kepada tiga pengebom Bali yang telah menyebabkan kematian 202 orang pada tahun 2002 diarahkan "bersiap-sedia" dengan hukuman mati yang bakal dijatuhkan kepada ketiga-tiga militan itu - ditembak oleh skuad khas, dalam waktu terdekat, bulan ini.

Menurut laporan AFP, para pendakwa dan polis hari ini telah melawat abang kepada dua pengebom, Amrozi, 47, dan Mukhlas, 48, di perkampungan Jawa Timur dan memberikan memberi amaran agar mereka bersedia untuk "berita buruk".

"Kami datang ke sini hanya untuk memberitahu mereka (keluarga) agar bersedia dengan hukuman mati yang akan dilaksanakan terhadap militan itu," kata Ketua Pendakwa Daerah Irnensis selepas bertemu dengan keluarga tersebut selama 30 minit.

Dia bagaimanapun enggan mengulas lanjut bila hukuman ke atas tiga pengebom tersebut - Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudra akan dilaksanakan.

Salah seorang ahli keluarga pengebom itu, Ali Fauzi berkata, keluarganya sudah bersedia dengan hukuman itu.

"Pihak pendakwa telah arahkan kami bersedia dan berkata agar tidak menantikan surat mengenai hukuman tersebut. Kami tidak ada masalah tentang hal ini," katanya.

Media tempatan turut melaporkan bahawa kunjungan yang sama juga telah dibuat ke rumah keluarga Samudra di bandar Jawa Barat, Serang semalam.

Semua hukuman mati di Indonesia dilaksanakan oleh skuad penembak dan biasanya dilakukan di lokasi dan waktu yang tidak dinyatakan. Pesalah selalunya akan diberitahu tentang hari hukuman mereka tiga hari sebelumnya.

Helikopter juga telah disediakan untuk membawa mayat militan-militan itu kelak dari penjara Nusakambangan ke rumah keluarga masing-masing.

Tiga pengebom tersebut sebelum ini pernah berkata, mereka rela "mati syahid" untuk mencapai impian mereka mewujudkan utopia Islamik di Asia Tenggara.

BERITA TERDAHULU

JAKARTA: Pelampau Islam semalam berarak di ibu negara Indonesia, di sini sebagai tanda protes dengan keputusan hukuman mati yang dikenakan ke atas tiga pengebom Bali, di mana peguam bela juga sedang meminta kebenaran agar ahli keluarga ketiga-tiganya dibenarkan melawat pada masa yang sama.

Sambil melaungkan "Allahu Akhbar", kira-kira 100 ahli militan menuju ke pejabat badan hak asasi kebangsaan di mana peguam-peguam pengebom itu berbincang dengan pegawai di sana bagi mendapatkan kebenaran tersebut.

Mereka mengutuk hukuman tersebut dan menyifatkan pengebom-pengebom tersebut - Imam Samudra, Amrozi Nurhasyim dan Ali Ghufron sebagai "pejuang suci".

Peguam bela Mahendradatta seperti yang dipetik AFP, menggesa agar badan hak asasi, Komnas Ham supaya menyokong permintaan ahli keluarga untuk melawat tiga militan itu, yang dijangka akan menjalani hukuman mati - ditembak oleh skuad khas, dalam waktu terdekat, bulan ini.

Menurut Pengerusi Komnas Ham, Ifdhal Kasim, tiga pesalah itu mempunyai hak untuk bertemu dengan keluarga masing-masing sebelum hukuman dijatuhkan.

"Pesalah yang menantikan hukuman dijatuhkan seharusnya diberikan peluang untuk bertemu ahli keluarganya," katanya.

Sementara itu, ahli keluarga tiga pengebom itu telah menulis surat kepada Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono merayu agar hukuman tersebut ditangguhkan, kata seorang lagi peguam bela, Fahmi Bachmid.

Namun begitu, katanya, surat tersebut bukan permohonan untuk pengampunan. Tiga pengebom tersebut sebelum ini pernah berkata, mereka rela "mati syahid" untuk mencapai impian mereka mewujudkan utopia Islamik di Asia Tenggara.

Tuesday, November 4, 2008

Wasiat dari Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas




Al-JABBAR الْجَبَّارُ


Penulis : Al-Ustadz Qomar ZA
Kategori : Khazanah

Salah satu Al-Asma`ul Husna adalah Al-Jabbar (الْجَبَّارُ). Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan nama-Nya ini dalam surat Al-Hasyr ayat 23:
هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dia-lah Allah Yang tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Al-Jabbar, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Dalam hadits Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَكُونُ الْأَرْضُ يوم الْقِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ
“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh Al-Jabbar dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang di antara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar.” (Shahih, HR. Al-Bukhari, 5/2389, no. 6155 tahqiq Mushthafa Al-Bagha)
Al-Jabbar yakni yang memiliki sifat jabarut. Dalam salah satu doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diriwayatkan sahabat ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَيْلَةً فَلَمَّا رَكَعَ مَكَثَ قَدْرَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
“Aku berdiri (shalat) bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam. Ketika ruku’ beliau tetap diam seukuran surat Al-Baqarah. Beliau mengatakan dalam ruku’-nya: ‘Maha suci Yang memiliki Jabarut, kerajaan (pengaturan), kesombongan, dan keagungan’.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shifat Shalatin Nabi, hal. 133)
Adapun makna Al-Jabbar secara ringkas seperti yang disampaikan oleh Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu yaitu:
“Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar-Ra`uf Yang kasih sayang, Yang memperbaiki kalbu yang redam, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu, serta yang berlindung kepada-Nya.” (Tafsir As-Sa’di hal. 946)
Ibnu Jarir rahimahullahu mengatakan: “Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka.” (Dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir, 4/367)
Al-Harras rahimahullahu menyebutkan bahwa Ibnu Atsir rahimahullahu mengatakan: “Di antara nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Al-Jabbar. Artinya adalah Yang memaksa hamba-hamba sesuai yang Dia maukan, baik berupa perintah atau larangan… Dikatakan pula bahwa maknanya adalah Yang tinggi di atas makhluk-Nya… Di antara ungkapan orang Arab Nakhlah Jabbarah yakni pohon korma yang besar, yang tangan tidak dapat menjangkaunya.”

Ar-Raghib dalam kitabnya Al-Mufradat mengatakan: “Asal maknanya adalah memperbaiki sesuatu disertai semacam paksaan… Adapun apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sifatkan semacam Al-’Aziz Al-Jabbar Al-Mutakabbir, maka dikatakan bahwa Allah dinamai dengan nama itu dari ungkapan jabartu al-faqir artinya aku memperbaiki keadaan orang faqir. Karena Allah, Dialah yang memperbaiki manusia dengan nikmat-Nya yang melimpah. Dikatakan pula, karena Dia memaksa manusia kepada kehendak-Nya.”
Al-Harras rahimahullahu juga mengatakan bahwa Ibnul Qayyim rahimahullahu menyebutlan tiga makna, yang semuanya masuk dalam makna nama tersebut, di mana dibenarkan masing-masing makna tersebut dimaukan darinya:
Salah satunya bahwa Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya yang lemah, dan Yang memperbaiki kalbu yang merasa redam di hadapan-Nya, yang tunduk di hadapan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya. Betapa banyak kalbu yang redam lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala perbaiki, yang fakir lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kecukupan, yang hina lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan, yang kesusahan lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala hilangkan kesusahannya, yang kesulitan lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kemudahan. Dan betapa banyak orang yang terkena musibah lalu Allah l perbaiki dengan memberinya taufiq untuk kokoh dan sabar, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti karena musibahnya dengan pahala yang besar. Maka hakikat makna Jabr adalah memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan, serta menghilangkan darinya kesusahan.
Makna (kedua) bahwa Dia Yang Maha memaksa, yang segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya, yang semua makhluk tunduk kepada keagungan-Nya dan keperkasaan-Nya. Maka Dia memaksa hamba-hamba-Nya kepada apa yang Dia kehendaki berupa sesuatu yang sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan kehendak-Nya. Maka mereka tidak dapat lepas darinya.
Makna yang ketiga bahwa Dia yang Maha Tinggi dengan Dzat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, sehingga tidak seorangpun mendekat kepada-Nya.
Al-’Allamah As-Sa’di rahimahullahu menyebutkan makna yang keempat, yaitu bahwa Dia yang Maha Besar tersucikan dari segala kekurangan dan keserupaan dengan siapapun, serta tersucikan dari sesuatu yang menyerupai-Nya, baik dalam kekhususan-kekhususan-Nya maupun hak-hak-Nya. (Syarh Nuniyyah, 2/103-104)
Makna semacam ini juga diriwayatkan dari tafsir Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengatakan bahwa makna Al-Jabbar adalah Yang Maha Agung, dan sifat Jabarut artinya sifat keagungan. Demikian dinukilkan oleh Al-Qurthubi rahimahullahu dalam tafsirnya (18/47).

Rasulullah saw Beristighfar Lebih Dari 70 Kali Setiap Hari

Kontributor: Munzir Almusawa
Thursday, 30 October 2008


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فِي الْيَوْمِ، أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Demi Allah, Sungguh aku beristighfar dan bertobat kepada Nya pada tiap harinya lebih dari tujuh puluh kali” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Alam Semesta, Maha Agung dan Maha Luhur, Maha Abadi dan Maha Sempurna, Maha Memuliakan hamba hamba Nya dengan tuntunan Para Nabi dan Rasul Nya,. (Dialah Allah) Nama yang paling berhak diagungkan dari semua Nama, Nama yang mengawali segala kesucian dalam kehidupan, Nama Termulia dan Kekal Abadi, Barang siapa yang menyebut Nama-Nya (Allah Swt), semakin dekat kehadirat Allah, berjatuhanlah dosa-dosanya, terbukalah bagi kehidupannya pintu kedekatan kehadirat Allah Jalla wa Alla. Termuliakanlah hamba hamba Nya yang ingin dekat kepada Allah.

Hadirin hadirat, sambutan yang hangat dari Maha Raja Langit dan Bumi (Allah Swt) terhadap hamba hambaNya, Mereka yang ingin dekat kepada Allah, walaupun mereka pendosa, walaupun mereka pezina, walaupun mereka pembuat dosa dosa besar, tidak tertutup pintu Rabbul Alamin bagi mereka untuk ingin dekat kepada Allah, Demikianlah Sang Maha Pemurah dan Sang Maha Dermawan yang membuka pintu Nya bagi semua yang berbuat kesalahan untuk kembali dekat dan dicintai dan dimuliakan, Demikianlah sambutan hangat dari Yang Maha Baik dan Maha Dermawan, Allah Jalla wa Alaa (Jalla wa alaa = Maha Megah dan Maha Luhur).

Demikianlah hadirin hadirat, Dialah (Allah Swt) Yang Paling Indah, yang seluruh keindahan di alam semesta bersumber dari keindahan Allah. Yang cahaya matahari, bulan dan seluruh bintang bintang diambil dari Cahaya Keindahan Allah, Kalau kita memahami Allah itu Maha Indah, Maha Mengawali Keindahan di Alam, maka ketika kita mengingat bahwa dekat kepada Allah, mencintai Allah maka Allah akan membenahi kehidupan kita semakin indah dan kita akan menemui keindahan yang abadi.

Kehidupan dunia selalu ada hal hal yang tidak mengenakkan kita, karena memang Allah ciptakan demikian. Kalau kami jadikan kenikmatan dunia itu seluruhnya indah kata Allah “mereka tidak akan mau meninggalkan dunia”. (Firman Nya : "Kalau Allah luaskan seluas luasnya rizki hamba hamba Nya dibumi, maka mereka akan betah di dunia, maka Allah turunkan dengan kadar batas yg dikehendaki Nya" QS Assyuura 27), Memang Allah jadikan kehidupan dunia itu ada hal hal yang mengecewakan. Supaya apa? supaya mereka memahami ini hanya kehidupan yang sementara, akan muncul kehidupan yang kekal dan abadi.

Oleh sebab itulah hadirin hadirat, dibangkitkan Para Nabi dan Rasul sampai Nabi yang membawa Rahmat dan Kesempurnaan Akhlaq, dialah Sayyidina Muhammad Saw. “aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlaq”, didukung oleh hadits Shahih, riwayat Shahih Bukhari “manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaqnya”. Maka jika budi pekerti kita perbaiki untuk semakin baik, pada teman, pada Ayah dan Ibu, pada saudara, pada kerabat, pada tetangga, pada masyarakat, pada muslim, pada non muslim bahkan pada musuh. Itu namanya mewarisi indahnya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw yang berakhlaq kepada seluruh makhluknya Allah. Berakhlaq kepada siapapun bahkan kepada hewan dan makanan. Sampai makanan pun beliau tidak mau untuk kecuali berbuat budi pekerti yang indah.

Pada makanan (beliau) tidak mau mencaci, bila suka dimakan, bila tidak suka dibiarkan. Beliau (Nabi Saw) tidak mau mencaci makanan, padahal makanan ini hadirin hadirat bukan manusia tetapi demikianlah sempurnanya akhlaq yang dikatakan oleh Allah Swt. : "Sungguh engkau (wahai Muhammad memiliki akhlak yg agung" (QS Alqalam 4) Oleh sebab itu sambungkan jiwa kita kepada kesempurnaan akhlaq. Sulit rasanya kita membenahi akhlaq kita. Pintu pintu kesucian didalam jiwa bukalah, Apa itu pintu pintu kesucian? Mengingat Allah, mengingat Yang Maha Suci, menyebut Yang Maha Suci, Mengagungkan Allah, Merindukan Allah. Inilah yang akan membenahi jiwa kita dari segala sifat sifat yang tidak baik.

Hadirin hadirat bisa dibuktikan, ketika engkau mengingat perjumpaan dengan Allah, muncul kerinduan kepada Yang Maha Indah. Ketika engkau asyik dalam mengingat Allah itu, setelah itu berhenti. Di hatimu tidak akan ada benci pada siapapun, di hatimu tidak ada permusuhan, tidak ada sombong, tidak ada riya, tidak ada penyakit lagi. Sirna!! Kemana? hilang karena munculnya Cahaya Allah di dalam jiwa. Tapi ketika cahaya itu pudar, muncul lagi sifat sifat buruk,
maka perbanyaklah dzikrullah terutama melewati keadaan zaman yang semakin hari semakin berat. Semakin dibutuhkan jiwa yang suci dengan Nama Allah Swt dan Allah Swt tidak pernah mengecewakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat selalu diterima oleh Allah Swt.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw bercerita tentang seseorang yang belum pernah berbuat amal shalih seumur hidupnya. Sudah sampai sakaratul mautnya dekat, sudah punya anak dan istri baru sadar. Maka apa yang diperbuatnya? Menyesal! Mau taubat sudah tidak berdaya, sudah sakit parah. Maka ia panggil anak dan istrinya (ini Rasul saw bercerita, berarti dari Bani Israil, dari umat sebelumnya). Demikian riwayat Shahih Bukhari. Ia panggil anaknya dan istrinya, “anakku, istriku kalau aku wafat jangan dikafani, jangan dimandikan namun bakar. Setengah tubuhku buang di daratan dan setengahnya buang di lautan”. Bertanya istri dan anaknya “kenapa Ayah?”, sang Ayah menjawab “tubuhku ini tidak pantas dikafani, penuh dosa, tidak pantas dimakamkan sebagaimana orang yang beriman. Malu aku kalau seandainya tubuh penuh dosa dan kotor ini diperlakukan seperti jenazah orang mukmin”.

Hal seperti ini hadirin, bukan untuk diikuti karena ini syariah sebelum kita. Sesudah zaman Nabi saw, semua jenazah muslim hendaknya dikafani dan dimakamkan layaknya seorang muslim. Cuma ini adalah hikmah.

Maka diikutilah oleh anak dan istrinya wasiat sang Ayah, Setelah wafat ruhnya dipanggil oleh Allah, Allah Swt bertanya “Wahai hamba Ku, kenapa kau berbuat demikian?”, hamba ini menjawab “Ya Rabb, tubuh penuh dosa ini aku ingin taubat, belum sempat untuk beramal shalih. Aku menyesal atas seluruh kesalahanku, aku telah salah berbuat kepada Mu, tubuh ini rasanya tidak pantas diperbuat seperti tubuh orang yang beriman”. Allah menjawab “lalu kenapa kau habiskan tubuhmu dengan cara seperti itu? kau wasiatkan seperti itu?”. Hamba itu menjawab “karena aku takut pada Mu, Wahai Allah, aku risau mengecewakan Perasaan Mu dan memancing Kemurkaan Mu”.

Maka Rasul saw berkata “Allah mengampuni orang itu”. Kenapa? masih sempat taubat disaat saat akhir sakaratul maut. Demikian Rabbul Alamin memanjakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat. Sudah di akhir masih dimuliakan oleh Allah Swt. Bagaimana kalau yang masih segar bugar? bagaimana kalau yang masih baik? bagaimana kalau yang masih sehat wal afiah? Tentunya lebih agung lagi sambutan Illahi untuk mereka, lebih hangat lagi kasih sayang Allah dan keberkahan yang akan mereka lewati dalam sisa kehidupannya. Karena sisa kehidupannya terbuka bagi mereka Pintu Rahmat yang lebih luas, keberkahan yang lebih luas, cinta Allah lebih besar membuat hari harinya semakin indah.

Hadirin hadirat, kita bertanya barangkali ada diantara kita “saya tidak banyak berbuat dosa dosa besar, apakah perlu taubat dan istighfar?, Hadits yang baru saja kita baca, sabda Rasulullah saw. (padahal) Siapa beliau? (Nabi saw) adalah orang yang tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), tidak ada dosa besar tidak ada dosa kecil.

Beliau saw bersabda “Wallahi inniy la astaghfirullah wa atubu ilaihi fil yaumi, aktsar min sab’in marrah”. Sungguh Demi Allah, aku (Nabi saw) beristighfar kepada Allah mohon ampunan dosa setiap hari dan bertaubat setiap hari lebih dari 70X.

Ini manusia yang paling sempurna akhlaqnya kepada Allah Swt. Beliau (Nabi saw) tidak pernah berbuat dosa tapi ingin berada dikelompok orang orang yang bertaubat. Kenapa? karena Firman Allah Swt “Allah itu mencintai orang orang yang bertaubat dan Allah Swt mencintai orang yang suka mensucikan diri” (QS Albaqarah 222), dengan istighfar dan taubat, itulah puncak kesucian antara makhluk dan Al Khaliq.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
(Sabda Nabi saw :) Allah itu Indah dan Menyukai yang indah indah, dan juga tidak menerima terkecuali yang indah, Apa maksudnya? Allah itu menyukai yang indah. Apa yang indah di Mata Allah? Tidak ada yang lebih indah daripada tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw. Tuntunan kebenaran inilah yang indah di sisi Allah, Allah itu Maha Indah, menyukai yang indah indah dan tidak mau terima kecuali yang indah. Maksudnya apa? Allah tidak mau terima kalau ajaran daripada mereka yang diluar daripada ajaran Allah. Mereka yang mengaku Nabi, mereka yang mengaku Tuhan lain, hal seperti itu tidak diterima. Indah di mata manusia namun tidak indah di Mata Allah. Yang Indah di Mata Allah adalah yang diajarkan oleh Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan (Mukasyifatul quluub oleh Hujjatul Islam AL Imam Ghazali) tentang indahnya seseorang yang bertaubat kepada Allah Swt. Ketika seorang maju ke hadapan Allah, lantas diputuskan baginya neraka karena dosanya lebih banyak daripada pahalanya. Ia harus kembali kepada tempat para pendosa, disucikan dahulu melewati pencucian yaitu api neraka. Kalau ia mempunyai pahala berarti ia seorang muslim. Harus lewat neraka dulu baru bisa sampai ke surga. Sampai di pintu neraka, sehelai bulu matanya menjerit kepada Allah “Ya Rabb, aku ini pernah terbasahi air mata taubat dari hamba ini, Kau sudah janjikan kepada Nabi Mu (Nabi saw) bahwa Kau tidak akan meng-azab mata yang menangis taubat untuk Mu. Saat mengingat Mu, aku ini terkena basahan air matanya, aku tidak mau masuk neraka”, kata sehelai bulu matanya. Maka Allah Swt menyelamatkan bulu mata dari tubuhnya, selamat ia dari api neraka.

Maka berkatalah Jibril as “fulan bin fulan ini selamat karena sehelai bulu matanya yang berdoa kepada Allah”. Kita lihat, sehelai bulu mata bisa berdoa, kalau bukan kehendak Allah, tidak bisa! Allah ingin menyelamatkan hamba itu maka berdoalah sehelai bulu matanya dengan izin Allah.

Hadits ini diperkuat riwayat Shahih Bukhari “satu kelompok yang tidak akan disiksa oleh Allah adalah orang yang ketika mengingat Allah, mengalirlah air matanya”. Orang seperti ini di Naungi (dilindungi) oleh Allah di hari tidak ada naungan (perlindungan), selain Naungan (perlindungan) Allah.

Hadirin hadirat, demikian indahnya Allah memanjakan mereka yang mengingat Nya (Allah Swt), yang mensucikan dirinya dengan mengingat Allah hingga air matanya mengalir ketika menyebut Nama Allah Swt. Inilah yang mesti kita hidupkan kembali.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Para Imam iman kita yang terdahulu, mereka adalah Ahlul Shalah (orang orang yg banyak berbuat baik), .bukan berarti seseorang yang memilik iman yang tegas itu tidak boleh menangis. Zaman sekarang orang berkata “kalau banyak menangis adalah seorang penakut atau orang yang berjiwa lemah”. Tidak juga. Siapa orang yang paling terkenal tegas di dalam Syariatul Muthaharah (Syariatul Muthahharah = ajaran syariah yg suci) adalah Sayyidina Umar bin Khattab ra. Paling terkenal tegas, paling ditakuti oleh Para Sahabat di masanya. Tegas!! Tapi ternyata beliau itu paling banyak menangis. Hingga diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Imam Al Baihaqi dijelaskan bahwa “pada wajah Sayyidina Umar bin Khattab ra terdapat 2 garis hitam di kedua pipinya”. Garis membekas karena selalu mengeluarkan air mata tangis, ini di wajah Ammirul Mukminin Sayyiidna Umar bin Khattab ra. Menunjukkan orang yang tegas pada umat ini bukan orang yang berjiwa keras, bukan orang yang berjiwa bengis. Tapi orang yang berjiwa rahmat bahkan sangat banyak menangis. Demikian keadaan mereka, di siang hari dalam tugas dan dimalam hari dalam tangis dan munajat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sering seringlah halalkan air matamu mengalir untuk mengingat Nama Allah dan jagalah panca indera kita semampunya. Jangan mengkhianati Sang Pemberinya (Allah Swt). Panca indera kita ini jangan dijadikan sebagai perantara atas hal hal yang tidak disenangi oleh Sang Pemiliknya (Allah Jalla wa Alla). Ini hadirin Majikan kita Yang Maha Tunggal, Yang Maha Abadi. Kalau kita berbuat kepada manusia, majikan kita seperti ini sudah diusir kita. Kita berbuat kepada majikan kita seperti berbuat kepada Allah, habislah kita. Allah Swt memerintah, kita berpaling dari perintah Nya di hadapan Nya. Coba kalau majikan kita, lantas kita keluar dari perintahnya dan lantas membantahnya, bukan sekali namun terus berkali kali. Dalam satu hari sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, berapa kali kita menyalahi perintah Allah Swt?

Lalu apa? Latar belakang daripada semua ini yang diperbuat Allah. Ia (Allah Swt) tidak mencabut kenikmatan Nya, Ia (Allah Swt) tidak mengangkat dan melemparkan kita ke dalam api neraka. Allah bersabar menanti taubat kita, menanti istighfar kita sampai detik detik terakhir sakaratul maut kita. Allah menunggu bukan 1 atau 2 menit, berjam jam, berhari hari mungkin bertahun tahun. Demikian indahnya Yang Maha Indah (Allah Swt).

Hadirin hadirat, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw duduk bersama para sahabat tercium bau yang sangat busuk. Para sahabat bertanya “bau apa ini? busuk sekali”, Rasul saw berkata “kalau mau tahu inilah bau busuknya orang yang suka mengumpat orang orang yang beriman, ini bau busuknya..”. Juga riwayat lain dalam riwayat yang tsigah, ketika Sayyidatuna Aisyah ra mengucapkan satu kalimat yang menghina salah seorang wanita lain maka berkata Rasul saw “kalimatmu ini kalau ditumpahkan di lautan berubahlah warnanya dan buruk baunya”. Kenapa? karena mengumpat orang orang yang beriman, orang orang muslim.

Maka jagalah hati kita. Bagaimana kalau sudah terlanjur membicarakan aib orang lain? doakan saja, Insya Allah dengan doa itu bisa menutupi kesalahan kita. Kalau ditagih nanti di hari kiamat, bisa dibalas dengan doanya. Bagaimana? Rasul saw mengajarkan. Ketika Rasul saw berdoa, doa ini diajarkan kepada para sahabat ra. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “Wahai Allah siapapun yang pernah ku caci jadikan caciannya itu membuatnya semakin dekat kepada Mu di hari kiamat”.

Hadirin orang yang sudah kau caci, doakan. Jika tidak hafal bahasa arabnya, pakai hati kita, pakai lidah kita, kita berdoa kepada Allah Swt “Siapapun Rabbiy yang pernah ku caci maki sebelum ini, jadikan ia semakin dekat kepada Allah”. Hadirin inilah indahnya jiwa Nabiyyuna Muhammad Saw. dan Rasul saw juga bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, agar kita selalu membenahi hari hari kita dengan kalimat Laillahailallah.

Rasul saw bersabda “Allah sudah haramkan api neraka untuk orang yang mengucap Lailahailallah untuk mencari keridhoan Allah”. Kenapa? karena kita sudah tahu, semua yang tidak menyembah selain Allah, kita tidak mengakui ada Tuhan selain Allah.

Akan tetapi hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Ucapan itu memperbaharui hubungan kita dengan Allah. Sebagaimana misalnya kita bicara dengan ibu kita, ini sudah tahu ini ibunda kita, bukan orang lain. Tapi kalau kita berkata “Wahai Ibu, kau adalah ibuku, kau adalah satu satunya ibuku tentunya aku tidak akan mengaku orang lain sebagai ibuku kecuali engkau”. Tambah senang ibunya, padahal sudah jelas jelas ini Ibunya bukan orang lain tapi ketika kalimat itu terucap, itu memancing kesenangan yang keluar dari cinta dan penghormatan. Demikian pula dan lebih dan lebih seseorang berkata “Lailahailallah” Tiada Tuhan Selain Allah. Itu didengar oleh Yang Maha Mendengar. Oleh sebab itu Allah Swt mengharamkannya dari api neraka.

Ketika Abu Hurairah ra bertanya kepada Rasul saw ”Ya Rasulullah, siapa orang yang paling cepat dan yang paling bahagia beruntung mendapat syafa’atmu di hari kiamat”, Rasul saw menjawab “Orang yang paling cepat dengan syafa’atku dan paling bahagia dengan syafa’atku adalah mereka yang mengucap Lailahailallah”. Ikhlas dari dalam hatinya, karena kalimat itu membuka keridhoan Illahi. Kalimat itu jika sering sering diucapkan akan mengangkat jiwa kita pada puncak kemuliaan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Kita bermunajat kepada Allah Swt, Semoga Allah Swt memuliakan diri kita, memuliakan jiwa kita, memuliakan sanubari kita dengan kesucian Nama Nya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am muliakan jiwa kami dan ruh kami dengan indahnya sujud, dengan indahnya munajat, dengan indahnya doa, Ya Rahman Ya Rahim muliakan jiwa kami dengan indahnya akhlaq, terangi kami dengan cahaya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw, munculkan generasi generasi yang mewarisi akhlaq Rasulullah Saw, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am tidak lupa kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin muslimat khususnya di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga di wilayah Irian Barat, Semoga Allah Swt melimpahkan pertolongan dan hidayah kepada muslimin muslimat disana dan juga kepada santri santri yang datang baru untuk taklim di Jakarta ini semoga Allah memberikan kepada mereka cahaya hidayah dan inayah menuntun mereka sebagai pembawa panji panji dakwah Rasulullah Saw.

Ya Rahman Ya Rahim tenangkan jiwa mereka, muliakan hari hari mereka danlimpahkan atas mereka sakinah juga atas Guru mereka KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keberkahan bersama tamu tamu kita yang datang dari Makassar semoga dilimpahi keberkahan untuk semua yang berjuang menegakkan dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw, Rabbiy pandanglah jiwa kami, Wahai Yang Maha Bercahaya, Wahai Yang Maha Menerangi Jiwa, Wahai Yang Maha Melimpahkan Kebahagiaan, Wahai Yang Maha Menerbitkan kemakmuran,

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Hadirin yang saya sampaikan terakhir, tentunya malam sabtu yang akan datang saya mohon doa karena kita akan berangkat ke Denpasar, Bali untuk mengadakan Tabligh. Sebagaimana biasa Tabligh per 3 bulan dari wilayah klungkung, karangasem dan lainnya akan bersatu di Denpasar, Bali. Oleh sebab itu mohon doa semoga acara sukses karena acara banyak juga dihadiri oleh para pimpinan dan tokoh tokoh dari agama hindu. Mereka hadir dan kita berdoa semoga Allah melimpahkan hidayah untuk mereka dan banyak muslimin muslimat di wilayah Bali yang dikenal juga wilayah yang paling banyak permasalahannya antara muslimin dan non muslim. Semoga menjadi kedamaian dan menjadi sebab terbukanya gerbang hidayah bagi kita bagi muslimin muslimat disana. Demikian dan hari sabtu saya sudah kembali Insya Allah. Malam minggu kita kembali mengadakan Tabligh Akbar sekaligus ziarah, cuma saya mohon kepada para pemuda jangan melintasi lampu merah, dan ini sudah disampaikan pada bulan yang lalu, jangan sampai kita menutup jalan untuk masyarakat. Pertama tama memang hanya 10, 20 namun sekarang sudah ratusan yang konvoi. Jangan sampai melanggar rambu rambu lalu lintas, karena kita ingin masyarakat suka pada kita. Bukannya ingin menunjukkan bahwa kita mempunyai kekuatan, sungguh bukan itu akhlaq tapi kita ingin masyarakat yang melihat senang melihat para pemuda yang tertib. Demikian hadirin, jagan menyingkirkan orang orang yang dijalanan disuruh minggir untuk kita lewat, jangan begitu.., Biarkan orang orang lewat, ambil satu jalan saja jangan ambil dua jalan tapi satu jalan saja dengan tertib itu adalah dakwah. Dan hal itu menggembirakan hati Rasulullah Saw. kalau kita tertib, orang orang akan senang, ini anak anak muda betul betul mengikuti akhlaqnya Rasul saw.
Ini yang kita harapkan, nanti mereka senang dan mereka ikut hadir juga, mereka mendapat hidayah juga. Kalau tidak tertib sebaliknya nanti orang orang akan melihat (dan berkata) akhlaq akhlaq yang begini akan merusak, makin banyak yg begini makin rusak negara kita. Seperti itu nanti (ucapan mereka), oleh sebab itu jaga ketertiban. Tujuan konvoi adalah memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pemuda muslimin muslimat berakhlaq mulia, berakhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw. Dan bahwa kita di malam minggu tidak kumpul trek trekkan, tidak memenuhi diskotik dan kafe, namun kita berziarah, kita berdzikir dan bershalawat. Semoga Allah jadikan malam itu malam yang bercahaya dengan cahaya ibadah. Demikian hadirin hadirat.

Kita doakan juga para tamu kita, wakil Ketua MPR Bapak AM Fatwa semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah Swt, semoga dimuliakan dan didukung perjuangannya dan juga kedua mempelai kita yang baru saja menikah semoga dilimpahi keberkahan, juga KH. Ahmad Baihaqi dan santri santri beliau semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt dan para tamu kita.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sunday, November 2, 2008

ANALISIS HADITH AL-MAHDI

HADITH-HADITH TENTANG AL MAHDI

Terdapat sangat banyak hadith yang menyebut tentang Imam Mahdi sehingga para ulamak menganggapnya sebagai salah satu daripada hadith yang sampai ke peringkat “tawatur ma’nawi”. Ada diantara tokoh hadith menyebutkan bahawa bilangan hadith yang menyebutkan tentang Mahdi itu melebihi lima puluh hadith, sementara yang lain pula ada mengatakan melebihi sembilan puluh hadith selain daripada atsar para sahabat.

Di antara sahabat dan tabi’in yang dipastikan telah meriwayatkan hadith tentang Mahdi ini ialah:

(1) Sayyidina Uthman bin Affan r.a.
(2) Sayyidina Ali r.a.
(3) Abdullah bin Abbas r.a.
(4) Abdullah bin Umar r.a.
(5) Talhah bin Ubaidillah r.a.
(6) Abdullah bin Mas’ud r.a.
(7) Abu Hurairah r.a.
(8) Abu Sa’id Al Khudri r.a.
(9) Anas bin Malik r.a.
(10) Ummu Habibah r.a.
(11) Ummu Salamah r.a.
(12) Tsauban r.a.
(13) Abdullah bin Al Harits bin Jaz’in r.a.
(14) Jabir bin Abdullah r.a.
(15) Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
(16) Huzaifah bin Al Yaman r.a.
(17) Abu Umamah r.a.
(18) ‘Auf bin Malik r.a.
(19) Qurrah Al Muzany r.a.
(20) Ammar bin Syu’aib r.a. dari ayahnya daripada datuknya.
(21) Ali Al Hilaly r.a.
(22) Sa’id bin Musayyab r.a.
(23) Qatadah r.a.
(24) Syahr bin Hausyab r.a. dan lain-lain lagi.

Hadith-hadith yang diriwayatkan ada yang bertaraf sahih, ada hasan dan ada yang dha’if ; (lihat At Ta’liqu As Shahih ‘Ala Misykat Al Mashaabih – j.6 ms. 197 – karangan Maulana Muhammad Idris Khandahlawi).

Sementara tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadith-hadith tentang Al Mahdi secara terang dan jelas dengan menyebutkan nama atau gelaran “Al Mahdi” di dalam kitab mereka pula ialah seperti berikut:
(1) Imam Abu Daud w. 275h
(2) Imam Tirmizi w. 279h
(3) Ibnu Majah w. 273h
(4) Abdur Razzak bin Hammam bin Nafi’ w. 211h
(5) Haakim w. 405h
(6) Imam Ahmad w. 241h
(7) Imam Abu Bakr Al Bazzar w. 292h
(8) Imam Abu Bakr bin Abi Syaibah w. 235h
(9) Abul Qassim At Tabaraani w. 360h
(10) Abu Ya’la Al Maushili w. 307h dan lain-lain.
(Maulana Muhammad Badri Alam Mirthi – Tarjuman As Sunnah j.4 ms. 337)

Di bawah akan diperturunkan beberapa hadith yang diriwayatkan oleh mereka yang tersebut itu:

1. Diriwayat daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bagaimana agaknya kamu bila Isa Ibnu Maryam turun di antaramu dan pada ketika itu imam kamu adalah salah seorang daripada kamu”. (Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Daripada Jaabir katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Akan ada di akhir ummatKu seorang khalifah yang mengaut harta dengan banyak (untuk diberikan kepada orang ramai) dan tidak membilangnya sama sekali”. (Hadith Riwayat Muslim)

3. Riwayat Ibnu Mas’ud secara marfu’ bahawa, “Sekiranya tidak tinggal kecuali hanya sehari sahaja daripada umur dunia ini nescaya Allah s.w.t. memanjangkan hari itu untuk menghantarkan padanya seorang lelaki dariku (dari ahli keluargaku) yang mana namanya sama dengan namaKu dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya ia dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman”. (Hadith Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

4. Ummu Salamah r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Al Mahdi itu adalah daripada ahli keluargaku dari anak cucu Fatimah”. (Hadith Riwayat Abu Daud)

5. Abu Sa’id Al Khudri meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Mahdi itu adalah daripadaku, luas dahinya, tinggi dan halus hidungnya, dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana ia sebelum itu dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun”. (Hadith Riwayat Tirmizi dan Abu Daud)

6. Sayyidina Ali pernah memandang kepada anaknya seraya berkata: “Sesungguhnya anakku ini adalah penghulu sebagaimana telah dikatakan oleh Rasulullah s.a.w. kepadanya (Al Hasan)”. “Daripada keturunannya akan lahir seorang yang dinamakan dengan nama Nabi kita. Ia menyerupai Baginda pada budi pekertinya dan tidak menyerupainya pada rupa parasnya”. (Hadith Riwayat Abu Daud)

7. Abu Daud meriwayatkan daripada Ali r.a. daripada Nabi s.a.w. sabda Baginda: “Sekiranya hanya tinggal sehari sahaja dari umur dunia ini pasti Allah akan menghantar seorang daripada ahli rumahku, ia akan memenuhi dunia ini dengan keadilan sebagaimana dunia sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman”. (Hadith Riwayat Abu Daud – Kitab Al Mahdi j.2 ms. 232)

8. Abu Daud meriwayatkan daripada Ummi Salamah r.a. isteri Nabi s.a.w. daripada Nabi s.a.w. sabda Baginda: “Akan berlaku perselisihan ketika matinya seorang khalifah, ketika itu akan keluarlah seorang penduduk Madinah lari ke Makkah lalu ia didatangi oleh penduduk Makkah. Mereka mengeluarkannya dengan memaksa lalu berbai’ah kepadanya (untuk menentang) satu pasukan tentera daripada Syam. Tentera itu ditelan oleh bumi di satu kawasan padang pasir antara Makkah dan Madinah. Bila perkara itu dilihat oleh orang maka ia didatangi oleh ‘Abdal Syam dan beberapa kumpulan dari Iraq untuk berbai’ah dengannya. Kemudian muncul seorang pemuda daripada Quraisy. Bapa saudara sebelah ibunya daripada qabilah Kalb yang akan menghantar tentera untuk menentang orang itu (Al Mahdi) tetapi tenteranya (Al Mahdi) dapat mengalahkan mereka. Kerugian bagi orang yang tidak menyaksikan harta ghanimah qabilah Kalb. Dia (Al Mahdi) akan membahagikan harta ghanimah itu dan beramal mengikut sunnah Nabi mereka di kalangan manusia. Ketika itu Islam tersebar dengan luas. Dia akan memerintah selama tujuh tahun kemudian wafat dan jenazahnya disembahyangkan oleh orang-orang Islam. Abu Daud berkata: “Setengah perawi meriwayatkan daripada Hisyam sembilan tahun, setengah perawi pula meriwayatkan tujuh tahun”. (Hadith Abu Daud j.2 ms.232)

9. Tirmizi meriwayatkan daripada Abi Sa’id Al Khudri katanya: “Kami bimbang akan berlaku sesuatu fitnah sesudah kewafatan Nabi kami, kerana itu kami bertanya Nabi s.a.w., sebagai menjawab Nabi s.a.w. berkata: “Sesungguhnya di kalangan ummatKu ada Al Mahdi. Ia akan muncul, dia akan hidup selama lima atau tujuh atau sembilan”. Zaidlah yang ragu. Berkata Abu Sa’id kami bertanya: “Apakah yang dimaksudkan lima, tujuh atau sembilan itu? “Rasulullah s.a.w. menjawab, “Tahun”. Kemudian Rasulullah s.a.w. menceritakan: “Orang datang kepadanya seraya berkata: “Wahai Mahdi! Berikan kepada saya”. Maka dapat dia mengaut harta dengan tangan dan diisi ke dalam kain orang itu sebanyak yang termampu dibawanya”. (Hadith Tirmizi j.2 ms.45 Bab Kemunculan Mahdi)

10. Ibnu Majah meriwayatkan daripada Abdullah Ibnu Mas’ud katanya: “Ketika kami berada di samping Rasulullah s.a.w. tiba-tiba dalam beberapa orang anak muda dari Bani Hasyim. Bila mereka dilihat oleh Rasulullah s.a.w. berlinanglah air matanya dan berubahlah air mukanya langsung kami bertanya, “Kami adalah ahli keluarga yang Allah s.w.t. pilih untuk kami akhirat melebihi dunia. Sesungguhnya ahli keluargaku nanti akan menghadapi berbagai-bagai ujian, pengusiran dan penghalauan sehingga datang dari pihak Timur bersama mereka bendera-bendera hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikan maka mereka berperang sehingga mendapat kemenangan lalu diberikan kepada mereka apa yang dahulu mereka minta tetapi mereka tidak mahu pula sampailah mereka berikan bendera itu kepada seorang pemuda dari keluargaku. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana mereka (penduduk dunia) memenuhinya dengan kezaliman. Sesiapa yang sempat bertemu dengan mereka maka hendaklah ia datang kepada kumpulan itu walaupun dalam keadaan mengengsot di atas salji.” (Sunan Ibnu Majah ms 299)

11. Ibnu Majah juga meriwayatkan daripada Sayyidina Ali r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Mahdi itu adalah dari ahli keluargaku. Allah s.w.t. akan melayakkannya hanya dalam satu malam.” (Sunan Ibnu Majah) Hadith riwayat Ibnu Majah ini juga dikemukakan oleh Tarmizi, Abu Daud dan Haakim.

12. Haakim meriwayatkan dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Nanti akan keluar seorang yang dipanggil “Sufyani” dari tengah Damsyik. Kebanyakan yang mengikut mereka ialah dari qabilah Kalb. Dia akan membunuh orang sehingga membelah perut perempuan dan membunuh kanak-kanak. Maka berhimpunlah qabilah Qais untuk menentang mereka. Qabilah Qais dikalahkan sehingga tidak tinggal seorang pun dari mereka. Ketika itu keluar seorang dari ahli rumahku di Harrah. Berita kemunculannya akan sampai kepada Sufyani maka Sufyani dan bala tenteranya pergi untuk menyerangnya. Di satu padang pasir mereka ditelan oleh bumi dan tidak terselamat seorang pun dari mereka kecuali seorang yang menceritakan tentang mereka.” (Ini hadith sahih mengikut syarat Bukhari dan Muslim tetapi mereka berdua tidak mengemukakan di dalam kitab masing-masing) (Mustadrak Hakim j.4 ms 250)

13. Hakim meriwayatkan daripada Ali bin Abi Talib r.a. katanya, “Akan berlaku fitnah yang mana daripada fitnah itulah lahir seorang manusia sebagaimana lahirnya emas di lombong. Oleh itu janganlah kamu memaki penduduk Syam. Tetapi makilah orang-orang yang zalim dari mereka kerana di kalangan mereka ada Abdal. Allah akan melepaskan hujan ke atas mereka sehingga menenggelamkan mereka dan mereka menjadi lemah sehingga mereka dapat dikalahkan oleh musang-musang. Ketika itu Allah akan menghantarkan seorang dari keluarga Rasulullah s.a.w. bersama 12,000 tenteranya jika mereka sedikit dan 15,000 jika mereka banyak. Tanda atau alamat mereka ialah “amt-amt”. Mereka akan berperang di bawah 3 panji-panji dan dilawan oleh tentera-tentera di bawah 7 panji-panji. Setiap panglima yang memimpin tentera di bawah panji-panji itu tamakkan kerajaan. Mereka akan berperang kemudian akan dikalahkan. Kemudian Allah akan melahirkan seorang dari keturunan Bani Hasyim. Dengan itu Allah mengembalikan kemesraan kehidupan penuh nikmat kepada manusia. Mereka terus berada dalam keadaan itu sampailah keluar dajjal.” (Mustadrak Al-Haakim j.4 ms 553). Di dalam riwayat ini walaupun tidak disebutkan nama dengan jelas tetapi dari riwayat Sayyidina Ali r.a. juga dikemukakan oleh Abu Daud (j.2 ms.232) dan Tirmizi (j.2 ms.16) ada disebutkan nama atau gelaran orang yang diutuskan oleh Allah s.w.t. itu dengan jelas.

14. Diriwayatkan oleh Muhammad bin Al Hanafiyyah katanya, “Kami pernah berada di samping Ali r.a. lalu ada seorang bertanya beliau tentang Al Mahdi. Maka Sayyidina Ali r.a. berkata, “Jauh.” Kemudian dia melipat jarinya 7 dan berkata, “dia akan keluar di akhir zaman ketika mana seorang yang berkata, “Allah! Allah!” dibunuh. Allah menghimpunkan satu golongan yang bertompokan seperti awan. Allah memesrakan di antara hati mereka. Mereka tidak takut dengan sesiapa dan tidak gembira dengan sesiapa pun. Dia masuk menemui mereka seramai bilangan ahli Badr. Orang-orang dahulu tidak mendahului mereka dan orang-orang kemudian tidak mendapat kedudukan mereka. Bilangan mereka juga seramai pengikut Thalut yang menyeberangi sungai bersamanya.” (Mustadrak Al-Haakim j.4 ms. 554)

15. Daripada Abu Sa’id Al Khudri katanya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Qiamat tidak akan berlaku selagi bumi tidak dipenuhi dengan kekejaman dan kederhakaan. Kemudian keluar dari ahli rumahku orang yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya ia di penuhi dengan kezaliman dan kederhakaan.” (Mustadrak Haakim j.4 ms.557) Riwayat yang sama tersebut dalam Sunan Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah. Walaupun nama atau gelaran tidak tersebut dengan jelas namun ulamak hadith memasukkan hadith ini di bawah Bab Al Mahdi. Para pensyarah hadith juga mengatakan yang dimaksudkan dengan “orang itu” dalam hadith itu ialah “Al Mahdi.”

16. Diriwayatkan daripada Abu Sa’id Al Khudri katanya, “Rasulullah s.a.w. bersabda, “Al Mahdi itu adalah dari kalangan kami Ahlul Bait”. Hidungnya mancung bongkok, dahinya luas. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana dunia sebelum itu dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman. Dia hidup selama (sambil) Baginda Rasulullah membuka jari sebelah kiri dan dua jari sebelah kanan iaitu jari telunjuk dan jari tengah dan melipatkan jari daripadanya.” (Mustadrak Haakim j.4 ms.557)

17. Daripada Abu Sa’id Al Khudri katanya Rasululah s.a.w. bersabda, “Bala akan menimpa ummat ini sehingga seseorang tidak akan mendapati satu pun tempat perlindungan daripada kezaliman. Ketika itu Allah s.w.t. akan menghantar seseorang dari keturunanku dari ahli rumahku. Allah s.w.t. akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelum itu bumi telah dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman. Penghuni bumi dan penghuni langit senang dengannya. Langit tidak akan menahan titisannya sedikitpun melainkan akan dicurahnya melimpah ruah. Bumi tidak akan menahan sedikitpun airnya melainkan akan dikeluarkannya sehingga orang-orang yang hidup berkata, “Kalaulah orang-orang yang telah mati ada bersama mereka! Dia akan hidup selama 7 tahun atau 8 atau 9 tahun.” (Musannaf Abdul Razak j.11 ms.372)

18. Diriwayatkan daripada Ibn Sirin daripada Abi Al Jalad katanya, “Fitnah akan berlaku kemudian akan disusuli oleh fitnah yang lain pula. Fitnah yang kemudian lebih hebat daripada sebelumnya, bagaikan cemeti disusuli mata pedang. Kemudian berlaku pula satu fitnah yang lain. Ketika itu tidak ada satu pun perkara yang diharamkan oleh Allah s.w.t. melainkan dihalalkan. Kemudian manusia akan berhimpun pada orang yang paling baik di antara mereka iaitu seorang yang tandanya akan datang kepadanya dengan mudah (dengan sendiri) ketika mana dia berada di rumahnya.” Perawi-perawi hadith ini semuanya tsiqah. (Musannnaf Abdul Razzak j.11 ms.372)

19. Daripada Jaabir bin Abdillah katanya, “Ada seorang imam akan memimpim (di akhir zaman nanti). Dia tidak mengira (membilang) wang yang diberikan kepada orang ramai tetapi mengaut (wang untuk diberikan kepada mereka).” (Ibid j.11 ms.372) Hadith ini sahih. Maulana Habiburrahman A’zami di dalam hasyiahnya menulis bahawa hadith ini dikeluarkan oleh Al Bazzar dan Muslim daripada Abi Sa’id dan Jabir. Walaupun hadith ini mauquf tetapi ulamak hadith sepakat mengatakan sesuatu yang tidak dapat ditanggap dengan qias diceritakan oleh sahabat adalah menyamai hadith marfu’ atau dikira sebagai hadith marfu’ apalagi jika dilihat bahawa hadith ini ada diriwayatkan daripada Abu Sa’id Al Khudri secara marfu’ juga kendatipun tidak disebutkan nama atau gelaran di dalam hadith tersebut tetapi tindakan Abdul Razzak, Muslim dan lain-lain memasukkan hadith ini dalam Bab Kemunculan Mahdi maka ia menunjukkan bahawa lafaz “Imam” yang dimaksudkan didalam hadith ini ialah Al Mahdi.

20. Diriwayatkan daripada Ali bin Abdillah bin Abbas katanya, “Al Mahdi tidak akan muncul selagi tidak terbit sesuatu tanda bersama matahari.” (Ibid j.11 ms.373) 21. Abu Sa’id Al Khudri berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, “Terimalah berita gembira denngan kedatangan Al Mahdi. Ia adalah dari Quraisy dari anak cucuku. Dia keluar ketika mana perselisihan di kalangan manusia berleluasa dan banyak gempa bumi berlaku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana ia sebelum itu dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman. Penghuni bumi dan langit senang dengannya. Dia akan membahagikan-bahagikan harta dengan adil dan sama rata. Dia akan memenuhi hati manusia dengan rasa puas hati dan akan mengisi mereka dengan keadilan sehingga dia menyuruh orang yang menyeru, menyerukan, “Setiap yang ada hajat datanglah kepadaku.” Maka tidak ada yang datang melainkan seorang sahaja. Orang itu pun pergi meminta (sesuatu) darinya. Dia lantas berkata, “Pergilah kepada penjaga gedung untuk diberikan olehnya kepadamu.” Orang itu pun pergilah kepada penjaga gedung dan berkata, “Saya dihantar oleh Al Mahdi kepadamu untuk diberikan harta.” Penjaga gedung itu pun berkata, “Kautlah!” Orang itu pun terus mengaut tetapi tidak berdaya membawanya langsung ia meletakkan dan membawa sekadar yang termampu olehnya. Dia pun keluar. Setelah keluar dia menyesal dan berkata, “Akulah orang yang paling tamak dari ummat Muhammad ini. Semua orang dipanggil untuk mengambil harta tetapi tiada sesiapapun selainku mengambilnya. Maka dia mahu mengembalikannya kepada penjaga gedung harta yang diambilnya. Penjaga gedung itu pun berkata, “ Bila kami memberikan sesuatu kami tidak akan mengambilnya lagi.” Dia (Al Mahdi) hidup dalam keadaan ini selama 7 atau 8 atau 9 tahun dan tidak ada kelebihan lagi kehidupan sesudahnya.” (Mudtakhab Kanzul Ummal di tepi Musnad Imam Ahmad j.6 ms.29)

22. Daripada Tsauban katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Bila kamu lihat panji-panji hitam dari pihak Khurasan maka pergilah kepadanya kerana di situ ada Khalifah Allah Al Mahdi.” (Ibid j.5 ms.177)

23. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesudahku ada beberapa orang khalifah dan sesudah beberapa orang khalifah itu akan ada beberapa orang Amir, sesudah Amir itu akan ada beberapa orang Raja dan sesudah beberapa orang Raja itu akan ada beberapa orang Diktator. Kemudian akan keluar seorang dari ahli rumahku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana ia sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Selepasnya akan memerintah seorang Qahthaaniy maka demi Tuhan yang mengutuskan daku dengan sebenar! Tidaklah ia kurang daripadanya (Al Mahdi).” (Ibid j.6 ms.300)

24. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Seorang lelaki akan dibai’ahkan di antara Rukun dan Makam. Baitullah ini tidak akan dihalakan oleh sesiapa pun untuk berperang padanya. Bila manusia menganggap halal berperang padanya, maka semua akan binasa. Kemudian akan datang orang Habsyah, mereka semua akan merobohkan Baitullah ini sehingga tidak dapat dibangunkan lagi buat selama-lamanya. Merekalah yang mengeluarkan gedungnya.” (Ibid j.6 ms.32)

25. Daripada Ali r.a. katanya, “Al Mahdi tidak akan muncul selagi sebahagian kamu tidak meludah ke muka sebahagian yang lain.” (Ibid j.6 ms.33)

26. Daripada Ali r.a katanya, “Bila keluar tentera Sufyaani di Kufah maka ia akan dihantar untuk mencari penduduk Khurasan dan orang-orang Khurasan yang akan keluar mencari Al Mahdi. Mereka akan bertemu dengan kumpulan yang menjulang panji-panji hitam dan bertemu dengan Al Hasyimi. Pasukan tentera itu akan dikepalai oleh Syu’ib bin Soleh. Peperangan di antara Hasyimi dan Sufyaani akan berlaku di pintu Istakhar dengan hebat sekali tetapi akhirnya kumpulan bendera hitam dapat mengalahkan tentera Sufyaani. Tentera Sufyaani akan cabut lari. Pada ketika itu ramai orang yang mencita-citakan Al Mahdi dan mereka mencarinya.” (Ibid j.6 ms33)

27. Daripada Ali r.a. katanya, “Al Mahdi itu adalah seorang pemuda Quraisy yang berkulit putih kemerahan dan bertubuh kemas.” (Ibid j.6 ms.24) 28. Daripada Ali r.a katanya, “Akan dihantar tentera ke Madinah. Mereka akan menangkap keluarga Nabi s.a.w. dan akan dibunuh ramai daripada lelaki dan perempuan Bani Hasyim. Ketika itu Al Mahdi dan Mubayyidh akan lari dari Madinah dan Mekah.” (Ibid j.6 ms.33)

29. Imam Ahmad, Tirmizi dan Nu’aim bin Hammad menukilkan dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Akan keluar daripada Khurasan panji-panji hitam. Tidak ada satu apa pun akan dapat menahannya sampailah panji-panji itu dipacak diatas Ilya’.” (Al Hawi Li Al Fatawi j.2 ms.60)

30. At Tabrani menukilkan di dalam Mu’jam Al Ausath daripada Ibnu Umar bahawa Nabi s.a.w. pernah memegang tangan Ali r.a. seraya berkata, “Akan keluar dari sulbi dia ini (dari keturunannya) seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan. Bila kamu lihat keadaan itu hendaklah kamu ikuti pemuda At Tamimi. Dia akan datang dari Timur dan dialah yang memegang bendera Al Mahdi.” (Ibid j.2 ms.62)

31. Abu Nua’im meriwayatkan daripada Jaabir katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Isa anak Maryam akan turun. Maka berkatalah pemimpin mereka, Al Mahdi, “Silalah menjadi imam sembahyang untuk kami!” tetapi Nabi Isa berkata, “Sesungguhnya sebahagian kamu adalah pemimpin kepada sebahagian yang lain (Baginda menyatakan begitu sebagai menyatakan penghormatan Allah kepada ummat ini)”. (Ibid j.2 ms.64)

32. Ibn Majah, Ar Ruyani, Ibn Khuzaimah, Abu ‘Awaanah, Haakim dan Abu Nua’im meriwayatkan daripada Abi Umamah katanya, “Pernah Rasulullah s.a.w. berucap di hadapan kami. Baginda menyebutkan dajjal dan juga bahawa Madinah akan menolak kekotoran daripadanya sebagaimana penyembur api menolak kotoran daripada besi, hari itu dipanggil hari pembersihan. Ummu Syarik bertanya “Di manakah oramg-orang Arab pada masa itu ya Rasulullah?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Mereka pada masa itu sedikit dan Imam mereka ialah Al Mahdi, seorang lelaki yang soleh. Sedang Imam mereka tampil ke hadapan untuk menjadi Imam sembahyang Subuh tiba-tiba turun kepada mereka Isa Ibn Maryam pada waktu subuh itu. Imam itu pun undur kebelakang supaya Isa tampil ke hadapan (untuk menjadi imam). Maka Isa pun meletakkan tangannya diantara dua belikat Imam itu kemudian berkata kepadanya, “Pergilah ke hadapan dan imamkanlah sembahyang kerana iqamat tadi untukmu. Maka Imam mereka itulah yang menjadi imam sembahyang kepada mereka”. (Ibid j.2 ms.65)

33. Daraqutni menukilkan dalam sunannya daripada Muhammad bin Ali katanya, “Sesungguhnya Mahdi kita itu mempunyai dua tanda yang tidak pernah terjadi semenjak Allah s.w.t menjadikan langit dan bumi. Bulan gerhana pada malam pertama bulan Ramadhan kemudian matahari pula gerhana pada pertengahan bulan Ramadhan itu. Kedua-dua tanda ini tidak pernah berlaku semenjak Allah s.w.t. menjadikan langit dan bumi”. (Sunan Ad Daraqutni j.2 ms.65)

34. Abu Nua’im meriwayatkan dari Abi Umamah katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Di antara kamu dan orang-orang Rom akan berlaku 4 kali perdamaian. Pada kali keempatnya berlaku di tangan salah seorang daripada keluarga Hiraqlu. Perjanjian itu berterusan selama 7 tahun”. Ada seorang sahabat bertanya Rasulullah s.a.w., “Wahai Rasulullah! Siapakah Imam orang ramai (orang Islam) pada hari itu?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Al Mahdi daripada anak cucuku. Dia berumur 40 tahun, mukanya bagai bintang yang bersinar-sinar, di pipi sebelah kanannya terdapat tahi lalat hitam, dia memakai dua jubah Qatwaniyyah bagaikan pemuda Bani Israel. Dia mengeluarkan gedung-gedung dan menakluk negeri-negeri syirik”. (Al Hawi Li Al Fatawi j.2 ms.66)

35. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Muhammad bin Al Hanafiyyah katanya, “Akan keluar panji-panji hitam anak cucu Al Abbas. Kemudian keluar daripada Khurasan panji-panji hitam yang lain. Songkok mereka hitam, pakaian mereka putih. Mereka dipimpin oleh pemuda yang dipanggil Syua’ib bin Soleh daripada Bani Tamim. Mereka akan mengalahkan tentera Sufyaani sehinggalah sampai ke Baitulmaqdis. Dia meratakan jalan untuk kekuasaan Al Mahdi dan membantunya dengan 300 orang tentera daripada Syam. Jarak masa di antara keluarnya dengan masa ia menyerahkan kepimpinan kepada Al Mahdi ialah 72 bulan.” (Ibid j.2 ms.68)

36. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Alqamah katanya, “Akan keluar membawa panji-panji Al Mahdi seorang anak muda, nipis janggutnya, kuning warna kulitnya. Jika dia memerangi gunung akan bergoyanglah gunung hingga sampai ke Ilya’ (di Palestin).” (Ibid j.2 ms.68)

37. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Sayyidina Ali r.a. katanya, “Bendera-bendera akan keluar untuk memerangi tentera Sufyaani. Di kalangan mereka ada pemuda Bani Hasyim. Di tapak tangan kirinya ada tanda. Tenteranya diketuai oleh seorang dari Bani Tamim dipanggil Syua’ib bin Soleh. Dia akan mengalahkan tentera-tentera Sufyaani”. (Ibid j.2 ms.69)

38. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Ibn Mas’ud katanya, “Bila terhenti perdagangan dan jalan-jalan fitnah banyak berlaku, akan keluarlah 7 orang ulamak dari pelusuk dunia yang berlainan (tempatnya) dengan tidak berjanji. Setiap orang dari mereka dibai’ahkan oleh tiga ratus dan belasan orang lelaki sehinggalah mereka berjumpa di Mekah. Maka bertemulah 7 orang itu. Sebahagian mereka bertanya kepada sebahagian yang lain, “Apakah yang membuatkan kamu datang ke sini?” Mereka berkata, “Kami datang mencari orang yang sepatutnya fitnah-fitnah ini tenang di tangannya dan Konstantiniyyah akan ditaklukinya. Kami mengenalinya dengan namanya, nama ayahnya, nama ibunya dan tenteranya. Maka ketujuh orang ulamak itu bersepakat di atas perkara tersebut. Mereka pun mencarinya dan menemuinya di Mekah. Mereka berkata kepadanya, “Engkaulah fulan bin fulan?” Dia menjawab “Tidak; Bahkan saya adalah daripada Ansar”. Sehinggalah dia melepaskan diri dan lari daripada mereka. Tujuh orang ulamak itu pun menggambarkan sifat-sifatnya kepada orang-orang yang mengetahui tentangnya dan mengenalinya, maka dikatakan, “Itulah orang yang kamu cari! Dia sudah pergi ke Madinah”. Mereka pun pergi mencarinya di Madinah tetapi dia melarikan diri pula. Mereka datang pula ke Mekah mencarinya dan menemuinya lalu berkata, “Engkau fulan bin fulan? Ibumu fulanah binti fulan? Padamu ada tanda begini….begini….engkau telah melarikan diri daripada kami sekali. Sekarang hulurkanlah tanganmu untuk kami berbai’ah denganmu.” Dia berkata, “Aku bukan orang yang kamu cari itu!” Sehingga ia melarikan diri daripada mereka. Mereka mencarinya semula di Madinah, dia pula datang ke Mekah. Kemudian mereka menemuinya di Mekah dekat Rukun dan Maqam. Mereka pun berkata kepadanya, “Engkaulah tangggung dosa kami dan darah-darah kami dipikul olehmu jika engkau tidak hulurkan tanganmu untuk kami berbai`ah denganmu. Ini tentera-tentera Sufayaani telahpun menghadap untuk mencari kita. Mereka dipimpin oleh seorang lelaki daripada Hiram”. Maka dia pun duduk di antara Rukun dan Makam Ibrahim serta menghulurkan tangan lalu dibai’ahkan kepadanya. Ketika itu Allah campakkan perasaan kasih sayang kepadanya di dalam hati manusia dan dia pun bersama golongan yang bagaikan singa-singa di waktu siang dan bagaikan rahib-rahib di waktu malam.” (Ibid j.2 ms.72)

39. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Abi Thufail bahawa Rasulullah s.a.w. menggambarkan sifat Al Mahdi. Baginda s.a.w. menyebutkan bahawa terdapat sedikit kegagapan pada lidahnya. Bila dia terlambat untuk mengatakan sesuatu (kerana gagap) dia akan memukul peha dengan tangan kanannya. Namanya seperti namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku.” (ibid j.2 ms.73) 40. Nua’im bin Hammad meriwayatkan daripada Ali r.a. daripada Nabi s.a.w. sabda Baginda, “Mahdi itu adalah seorang daripada cucuku. Dia akan berperang mengikut sunnahku sebagaimana aku berperang mengikut wahyu”. (Ibid j.2 ms.74)
Wikipedia